Jakarta (ANTARA News) - Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara mempunyai beberapa sentra produksi beras, salah satunya adalah wilayah Uepay. 



Walaupun varietas unggul Mekongga dan Ciherang sudah banyak ditanam petani di Uepay, namun belum semua inovasi teknologi lainnya dapat diterapkan secara maksimal sehingga hasil panen yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian para pemangku kepentingan dan petani di hamparan sawah seluas 132 ha rata-rata baru mencapai 4 ton per hektare.




Padahal harga gabah kering panen di wilayah ini sudah sangat menarik yaitu Rp4.800 per kilogram, sedangkan harga beras mencapai Rp9.600 per kilogram.




Para petani di wilayah Uepay khususnya, masih sulit diajak untuk melakukan tanam serempak, alasannya kurang keterseidaan pupuk, ungkap Babinsa setempat Kompda Jasmanto.




Padahal produksi padi di Uepay masih dapat ditingkatkan lagi dengan menerapkan inovasi teknologi seperti menggunakan benih bermutu bersertifikat, salah satunya Inpari 33.




Selain itu, inovasi bisa dilakukan dengan cara menerapkan sistem tanam jajar legowo secara masal dan pemupukan.




Untuk menghindari serangan hama penggerek batang, para petani harus percaya dan patuh pada penyuluh atau Babinsa kapan saat melakukan tanam secara serempak. 




Umumnya para petani masih menyukai varietas Mekongga dan Ciherang, karena harga menarik (GGH).