Bulog gencarkan OP, pedagang takut harga turun tiba-tiba karena panen
29 Januari 2018 02:18 WIB
Petugas Perum Bulog menyiapkan beras untuk dijual kepada warga saat operasi pasar beras medium di Kantor Kecamatan Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018). Awal 2018 Perum Bulog menyediakan 70 ribu ton stok beras yang dijual dengan harga Rp 8.500 guna menstabilkan harga beras. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Kendari (ANTARA News) - Operasi pasar beras medium yang dilakukan oleh pemerintah bersama Perum Bulog di Sulawesi Tenggara (Sultra), belum menurunkan harga beras di daerah itu.
Pantauan pada sejumlah pasar tradisional yang di Kota Kendari, Minggu, harga beras medium masih berada di kisaran Rp10.000 sampai Rp11.000 per kilogram.
Harga tersebut masih berada di tas dari harga eceran tertinggi yakni Rp9.450 per kilogram dan harga jual Bulog pada operasi pasar yakni Rp9.350 per kilogram.
Ruhaya (43) pedagang beras di pasar Baruga mengatakan, harga beras belum turun selama ia mendengar ada operasi pasar.
"Biasanya, harga beras akan turun ketika ada panen raya, karena banyak beras yang didatangkan dari petani lokal Sultra," katanya.
Sedangkan beras yang ia jual saat ini katanya, kebanyakan didatangkan dari Sulawesi Selatan.
Pedagang beras lainnya, Sapri (47) mengaku, mulai membatasi membeli beras dari luar Sultra karena harganya juga mahal, ia takutkan tiba-tiba harga beras turun.
"Rugi kita kalau sudah beli beras banyak, tiba-tiba harga beras turun karena panen, tidak mungkin kita mau tetap jual dengan harga tinggi pasti tidak ada yang beli," katanya.
Pantauan pada sejumlah pasar tradisional yang di Kota Kendari, Minggu, harga beras medium masih berada di kisaran Rp10.000 sampai Rp11.000 per kilogram.
Harga tersebut masih berada di tas dari harga eceran tertinggi yakni Rp9.450 per kilogram dan harga jual Bulog pada operasi pasar yakni Rp9.350 per kilogram.
Ruhaya (43) pedagang beras di pasar Baruga mengatakan, harga beras belum turun selama ia mendengar ada operasi pasar.
"Biasanya, harga beras akan turun ketika ada panen raya, karena banyak beras yang didatangkan dari petani lokal Sultra," katanya.
Sedangkan beras yang ia jual saat ini katanya, kebanyakan didatangkan dari Sulawesi Selatan.
Pedagang beras lainnya, Sapri (47) mengaku, mulai membatasi membeli beras dari luar Sultra karena harganya juga mahal, ia takutkan tiba-tiba harga beras turun.
"Rugi kita kalau sudah beli beras banyak, tiba-tiba harga beras turun karena panen, tidak mungkin kita mau tetap jual dengan harga tinggi pasti tidak ada yang beli," katanya.
Pewarta: Suparman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: