Mukomuko (ANTARA News) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan petani setempat kurang berminat meremajakan atau "replanting" tanaman karetnya yang tidak produktif lagi.
"Petani daerah ini kurang berminat meremajakan kebun karetnya yang tidak produktif. Petani di wilayah ini hanya tertarik program peremajaan kebun sawit," kata Kasi Kemitraan dan Perizinan Pekebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Sudianto di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, pemerintah daerah setempat tahun 2017 mendapatkan jatah peremajaan atau replanting kebun karet di lahan seluas 20 hektare dari pemerintah provinsi setempat, namun tidak ada petani setempat yang mendaftarkan lahan perkebunan karetnya.
Pemerintah daerah setempat tahun ini kembali mendapat jatah peremajaan kebun karet di lahan seluas 200 hektare dari pemerintah provinsi setempat.
"Jangankan untuk mendapatkan lahan kebun seluas 200 hektare, lahan seluas 20 hektare saja tidak dapat," ujarnya.
Kendati demikian, ia menyatakan instansinya akan berusaha mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif di daerah itu yang diusulkan untuk mendapat bantuan program peremajaan kebun karet dari pemerintah provinsi setempat.
Instansinya, katanya, melibatkan kepala desa beserta perangkatnya untuk mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif di wilayahnya masing-masing.
"Kita minta bantuan dari kades mencari lahan perkebunan karet yang tidak produktif untuk diusulkan mendapat bantuan program peremajaan kebun karet," ujarnya.
Petani Mukomuko lebih suka program peremajaan sawit daripada karet
29 Januari 2018 01:10 WIB
Seorang pekerja menyadap getah karet (latex) di Perkebunan karet Cipendeuy, Subang ,Jawa Barat, Rabu (28/10/2009). (ANTARA/REZZA ESTILY)
Pewarta: Ferri Arianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: