Ginting: Kritikan Taufik Hidayat motivasi saya
28 Januari 2018 19:19 WIB
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting meluapkan kegembiraannya usai menaklukkan pebulu tangkis unggulan keenam asal Taiwan Chou Tien Chen dalam babak semifinal Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/1/2018). Anthony berhasil memastikan tiket ke final setelah menang tiga gim 21-16, 13-21 dan 21-12. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis tunggal putra indonesia Anthony Sinisuka Ginting menyebut kritikan seniornya, Taufik Hidayat, merupakan motivasi bagi dirinya untuk berprestasi, tak terkecuali di turnamen Indonesia Masters 2018.
"Kami ingin membuktikan bahwa kami bisa, kritikan dari Taufik kami tanggapi dengan positif dengan dijadikan motivasi," kata Ginting di Istora, Jakarta, Minggu.
Taufik yang merupakan peraih emas olimpiade Athena 2004, diketahui memang kerap melemparkan kritikan atas prestasi tunggal putra Indonesia yang kian menurun semenjak dirinya pensiun.
Salah satu kritikan Taufik yang terakhir dilontarkan usai pasangan ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menjuarai BWF Super Series Finals 2017 lalu di akun instagramnya.
"Kevin Sanjaya/Marcus Gideon juara lagi, Selamat ya di pengujung tahun 2017 jadi yang terbaik. Kapan bisa lihat tunggal putra juara lagi dan stabil seperti ganda putra? Siapa dan apa yang salah di tunggal putra? Pelatihnya, pelatih fisiknya, dan nutrisi, atau mental pemainnya? Tolong untuk PBSI evaluasi yang maksimal dong. Apalagi mau Asian Games 2018 sebagai tuan rumah. Semangat terus pemain-pemain Indonesia," tulis Taufik kala itu.
Kendati dikritik, Ginting menilai hal tersebut tidak menjadi masalah karena hal tersebut membuat nomor tunggal putra Indonesia ingin membuktikan bahwa mereka bisa berprestasi.
"Tidak apa-apa dikritik, supaya kami tambah semangat, tambah termotivasi, jadi di pelatnas memang nggak bisa santai-santai," ujar Ginting.
Kendati kerap mendapatkan kritik dari Taufik Hidayat, Ginting mengaku Taufik yang berasal dari klub yang sama dengannya, SGS PLN Bandung, merupakan contoh baginya dalam bulu tangkis dan memengaruhi permainannya.
"Taufik adalah role model saya dari kecil, kalau ada pukulannya yang bagus, saya ikuti. Jadi secara tidak langsung terbawa sampai sekarang," ujar dia.
Ginting sendiri, hari Minggu ini, baru menjuarai turnamen bulu tangkis level 4 (Super 500), Indonesia Masters 2018, yang setara Super Series pada musim-musim sebelumnya, dengan mengalahkan wakil Jepang, Kazumasa Sakai, 21-13, 21-12.
Atas hasil ini, ada kemungkinan Ginting yang sekarang menduduki peringkat 16 dunia, bisa masuk ke dalam jajaran pemain peringkat 10 besar, sekaligus penanda kebangkitan tunggal putra dunia.
"Kalau dibilang kembali bangkit, ya amin. Memang saya persembahkan kemenangan ini untuk keluarga dan tungal putra, karena memang kita sudah lama tidak ada gelar di beberapa turnamen. Harapannya kemenangan ini jadi motivasi buat teman-teman di tunggal putra," ujar Ginting.
"Tapi terkait peringkat, walau target saya memang ada ke peringkat lima dan 10 besar dunia, saya tidak mau terlalu memikirkan dan menggebu-gebu, saya hanya coba memaksimalkan di setiap pertandingan yang ada,".
"Kami ingin membuktikan bahwa kami bisa, kritikan dari Taufik kami tanggapi dengan positif dengan dijadikan motivasi," kata Ginting di Istora, Jakarta, Minggu.
Taufik yang merupakan peraih emas olimpiade Athena 2004, diketahui memang kerap melemparkan kritikan atas prestasi tunggal putra Indonesia yang kian menurun semenjak dirinya pensiun.
Salah satu kritikan Taufik yang terakhir dilontarkan usai pasangan ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menjuarai BWF Super Series Finals 2017 lalu di akun instagramnya.
"Kevin Sanjaya/Marcus Gideon juara lagi, Selamat ya di pengujung tahun 2017 jadi yang terbaik. Kapan bisa lihat tunggal putra juara lagi dan stabil seperti ganda putra? Siapa dan apa yang salah di tunggal putra? Pelatihnya, pelatih fisiknya, dan nutrisi, atau mental pemainnya? Tolong untuk PBSI evaluasi yang maksimal dong. Apalagi mau Asian Games 2018 sebagai tuan rumah. Semangat terus pemain-pemain Indonesia," tulis Taufik kala itu.
Kendati dikritik, Ginting menilai hal tersebut tidak menjadi masalah karena hal tersebut membuat nomor tunggal putra Indonesia ingin membuktikan bahwa mereka bisa berprestasi.
"Tidak apa-apa dikritik, supaya kami tambah semangat, tambah termotivasi, jadi di pelatnas memang nggak bisa santai-santai," ujar Ginting.
Kendati kerap mendapatkan kritik dari Taufik Hidayat, Ginting mengaku Taufik yang berasal dari klub yang sama dengannya, SGS PLN Bandung, merupakan contoh baginya dalam bulu tangkis dan memengaruhi permainannya.
"Taufik adalah role model saya dari kecil, kalau ada pukulannya yang bagus, saya ikuti. Jadi secara tidak langsung terbawa sampai sekarang," ujar dia.
Ginting sendiri, hari Minggu ini, baru menjuarai turnamen bulu tangkis level 4 (Super 500), Indonesia Masters 2018, yang setara Super Series pada musim-musim sebelumnya, dengan mengalahkan wakil Jepang, Kazumasa Sakai, 21-13, 21-12.
Atas hasil ini, ada kemungkinan Ginting yang sekarang menduduki peringkat 16 dunia, bisa masuk ke dalam jajaran pemain peringkat 10 besar, sekaligus penanda kebangkitan tunggal putra dunia.
"Kalau dibilang kembali bangkit, ya amin. Memang saya persembahkan kemenangan ini untuk keluarga dan tungal putra, karena memang kita sudah lama tidak ada gelar di beberapa turnamen. Harapannya kemenangan ini jadi motivasi buat teman-teman di tunggal putra," ujar Ginting.
"Tapi terkait peringkat, walau target saya memang ada ke peringkat lima dan 10 besar dunia, saya tidak mau terlalu memikirkan dan menggebu-gebu, saya hanya coba memaksimalkan di setiap pertandingan yang ada,".
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: