Palembang (ANTARA News) - Pedagang buah musiman seperti duku dan durian mulai ramai di Kota Palembang, karena pasokan buah tersebut dari sentra produksi sejumlah daerah Sumatera Selatan pada Januari 2017 ini berlimpah.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional, dan jalan menuju kawasan permukiman penduduk di Palembang, Minggu, tampak pedagang buah duku dan durian dapat dengan mudah ditemui.
Pedagang buah musiman itu menggelar barang dagangannya di lapak kaki lima, trotoar jalan, dan di mobil bak terbuka.
Salah seorang pedagang buah, Sukri mengatakan, dalam sebulan terakhir sejumlah daerah sedang mengalami panen besar-besaran buah duku dan durian, sehingga pasokannya berlimpah.
Kondisi pasokan berlimpah, merupakan momentum yang tepat untuk dimanfaatkan berjualan buah musiman itu karena bisa diperoleh dengan harga murah dan menjualnya tidak terlalu sulit karena harga yang ditawarkan kepada pembeli cukup terjangkau.
Dalam kondisi pasokan berlimpah sekarang ini, buah durian bisa dijual dengan harga Rp30.000 hingga Rp45.000 per buah tergantung ukuran besar kecilnya.
Kemudian buah duku dijual dengan harga berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Buah durian yang banyak dijual di pasaran sekarang ini berasal dari Kabupaten Musirawas dan sekitarnya, sedangkan duku berasal dari wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, katanya.
Sementara pedagang buah musiman lainnya, Rahmadi mengatakan, selain buah durian dan duku, sekarang ini Kota Palembang sedang banyak pasokan buah rambutan dan cempedak.
Buah rambutan dan cempedak yang meramaikan pasaran buah di kota yang dikenal dengan ikon Jembatan Ampera ini sebagian besar berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Dalam kondisi sekarang ini, buah rambutan dijual di ibu kota provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu berkisar Rp9.000 hingga Rp12.000 per kilogram, sedangkan buah cempedak dijual dengan harga Rp10.000 hingga Rp15.000 perbuah, ujarnya.
Pedagang duku dan durian mulai ramai di Palembang
28 Januari 2018 17:21 WIB
Pedagang duku. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: