Owi/Butet belum patahkan "keangkeran" Istora
28 Januari 2018 15:52 WIB
Dokumentasi--Ganda campuran unggulan pertama asal Indonesia Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir (kanan) mencoba mengembalikan kok kearah pasangan Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva dalam babak semifinal Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/1/2018). Tontowi/Liliyana berhasil memastikan tiket ke final setelah menang dua gim langsung 22-20 dan 21-17. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, atau akrab disapa Owi/Butet, masih belum mampu mematahkan "keangkeran" Stadion Istora Senayan, Jakarta setelah kalah pada laga final Indonesia Masters 2018 yang berlangsung Minggu.
"Untuk menaklukkan Istora, kami harus tetap optimistis dan yakin. Kami masih punya waktu untuk persiapan jelang Asian Games 2018 dan kami akan bermain lebih baik lagi," kata Butet selepas pertandingan turnamen grade II tingkat empat itu.
Pasangan juara Olimpiade Rio 2016 itu kalah dalam dua gim langsung dari ganda China Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan skor 14-21, 11-21 selama 33 menit permainan kejuaraan berhadiah total 350 dolar AS itu.
Butet mengatakan kekalahannya dari pasangan Zheng/Huang karena pertemuan itu adalah pertemuan pertama bagi kedua pasangan menyusul pasangan Zheng Siwei sebelumnya adalah Chen Qingchen.
"Masing-masing pasangan China itu punya keunggulan dan kelamahan. Chen Qingchen punya permainan cepat dan agresif, sedangkan Huang Yaqiong bermain lebih tenang," kata Butet.
Butet mengaku kalah jika harus beradu permainan cepat dengan pasangan Zheng/Huang dalam pertandingan di lapangan. "Kami harus menerapkan strategi dengan benar dan punya pikiran yang bersih saat bertanding," kata Butet.
Butet menambahkan mitos keangkeran Stadion Istora harus dipatahkan dengan persiapan jelang Asian Games karena dia berharap dapat menyumbangkan medali emas bersama Owi dalam kejuaraan multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu.
Owi berjanji akan lebih mempelajari permainan pasangan Zheng/Huang jika mereka harus bertemu lagi dalam pertandingan internasional.
"Saya tidak percaya mitos angker-nya Istora. Kami kalah hari ini karena pemain China bermain lebih bagus," kata Owi.
Sementara, Zheng Siwei mengatakan telah mempersiapkan diri melawan Owi/Butet sebagai pasangan andalan Merah-Putih. "Kami fokus dengan apa yang sudah kami persiapkan dan menerapkan pola permainan kami. Kami punya gaya bermain yang berbeda," ujar Zheng.
Sementara, Huang mengaku terbantu dengan permainan Zheng Siwei yang cepat dan efektif menghadapi Owi/Butet.
"Saya senang bisa menang di sini. Saya berharap kami dapat tampil lebih baik dalam Asian Games," ujar Huang.
"Untuk menaklukkan Istora, kami harus tetap optimistis dan yakin. Kami masih punya waktu untuk persiapan jelang Asian Games 2018 dan kami akan bermain lebih baik lagi," kata Butet selepas pertandingan turnamen grade II tingkat empat itu.
Pasangan juara Olimpiade Rio 2016 itu kalah dalam dua gim langsung dari ganda China Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan skor 14-21, 11-21 selama 33 menit permainan kejuaraan berhadiah total 350 dolar AS itu.
Butet mengatakan kekalahannya dari pasangan Zheng/Huang karena pertemuan itu adalah pertemuan pertama bagi kedua pasangan menyusul pasangan Zheng Siwei sebelumnya adalah Chen Qingchen.
"Masing-masing pasangan China itu punya keunggulan dan kelamahan. Chen Qingchen punya permainan cepat dan agresif, sedangkan Huang Yaqiong bermain lebih tenang," kata Butet.
Butet mengaku kalah jika harus beradu permainan cepat dengan pasangan Zheng/Huang dalam pertandingan di lapangan. "Kami harus menerapkan strategi dengan benar dan punya pikiran yang bersih saat bertanding," kata Butet.
Butet menambahkan mitos keangkeran Stadion Istora harus dipatahkan dengan persiapan jelang Asian Games karena dia berharap dapat menyumbangkan medali emas bersama Owi dalam kejuaraan multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu.
Owi berjanji akan lebih mempelajari permainan pasangan Zheng/Huang jika mereka harus bertemu lagi dalam pertandingan internasional.
"Saya tidak percaya mitos angker-nya Istora. Kami kalah hari ini karena pemain China bermain lebih bagus," kata Owi.
Sementara, Zheng Siwei mengatakan telah mempersiapkan diri melawan Owi/Butet sebagai pasangan andalan Merah-Putih. "Kami fokus dengan apa yang sudah kami persiapkan dan menerapkan pola permainan kami. Kami punya gaya bermain yang berbeda," ujar Zheng.
Sementara, Huang mengaku terbantu dengan permainan Zheng Siwei yang cepat dan efektif menghadapi Owi/Butet.
"Saya senang bisa menang di sini. Saya berharap kami dapat tampil lebih baik dalam Asian Games," ujar Huang.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: