Singaraja (ANTARA News) - Singaraja Vedic Center (SVC) Kabupaten Buleleng Bali mengkampanyekan perlindungan sapi terhadap masyarakat di Pulau Dewata sebagai wujud kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.

"Dewasa ini, masyarakat Hindu sudah mulai melupakan betapa agung dan pentingnya sapi sebagai binatang yang suci," kata Pembina Singaraja Vedic Center, Nyoman Dukajaya, di Singaraja, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan peradaban Weda, sapi merupakan binatang yang sangat disakralkan. Bisa dilihat kebelakang bagaimana leluhur bertani menggunakan sapi.

"Tetapi, pandangan saya di era perkembangan teknologi saat ini perlahan hal tersebut mulai dilupakan," paparnya.

Dukajaya menambahkan, dalam konteks Hindu terdapat tujuh ibu yang patut dihormati, ibu kandung, istri guru kerohanian, istri brahmana, perawat, istri raja, ibu pertiwi, dan sapi.

"Sapi juga binatang suci yang sangat diagungkan oleh veda. Dimana 33 juta dewa bersemayam di dalam badan sapi. Sapi juga menghasilkan sesuatu yang sangat bertuah seperti, kotoran sapi, susu, kencing sapi, yogurt dan ghee," tambahnya.

Selain itu, lima produk disebut "pancagavya" yakni produk yang dihasilkan dari sapi dan sangat penting untuk melangsungkan yajna atau ritual keagamaan Hindu. Tanpa produk dari sapi maka pelaksanaan yajna tidak akan bisa dijalankan secara benar.

Pihaknya mencontohkan bagaimana di India, sapi begitu diagungkan dan sangat dihormati. Bahkan, ada hari pemujaan khusus untuk sapi di negara tersebut.

"Di Bali kita memiliki tradisi "Tumpek Uye" atau hari untuk menghormati hewan. Tradisi tersebut harus terus dilestarikan dan dijaga dalam dekade waktu kedepan," demikian Dukajaya.