Terumbu karang makin berisiko sakit gara-gara plastik di laut
26 Januari 2018 15:23 WIB
Arsip Foto.Seorang penyelam membersihkan sampah dalam aksi bersih-bersih sampah bawah laut di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (21/4/2017). Aksi untuk menyambut peringatan Hari Bumi yang dilakukan oleh 14 penyelam itu berhasil mengumpulkan 50 kilogram sampah. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Miami, Amerika Sakit (ANTARA News) - Persinggungan terumbu karang dengan sampah plastik di laut melambungkan risikonya terserang penyakit menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science.
Para peneliti mengamati lebih dari 120.000 karang di 159 terumbu karang --beberapa di antaranya tercemar plastik dan yang lainnya tidak-- dari Indonesia, Australia, Myanmar dan Thailand untuk studi tersebut.
"Kami menemukan bahwa peluang sakit meningkat dari empat menjadi 89 persen ketika karang bersinggungan dengan plastik," kata penulis utama studi Joleah Lamb dari ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies di James Cook University, Australia.
Lamb mengatakan para ilmuwan masih berusaha mencari tahu mengapa plastik begitu berbahaya bagi karang, organisme hidup yang meliputi sekitar 0,2 persen dasar laut tapi menjadi habitat penting bagi hampir satu juta spesies ikan muda.
Kemungkinan "plastik menjadi kendaraan ideal bagi kolonisasi organisme mikroskopis yang bisa memicu penyakit jika bersinggungan dengan karang," katanya.
"Contohnya, barang plastik yang biasa dibuat dari polipropilena, seperti tutup botol dan sikat gigi, terbukti menjadi tempat yang banyak dihuni oleh bakteri yang berhubungan dengan kelompok penyakit karang sangat merusak yang dikenal sebagai sindrom putih.”
Masalah polusi plastik tersebar luas di laut di seluruh dunia, dan dengan cepat memburuk.
"Kami memperkirakan ada 11,1 miliar barang plastik di terumbu-terumbu karang di Asia Pasifik dan memperkirakan jumlahnya meningkat 40 persen dalam tujuh tahun," kata Lamb sebagaimana dikutip AFP.
Terumbu-terumbu karang juga sudah berada dalam tekanan karena pemanasan global, yang memicu penyakit serta menyebabkan karang memutih dan mati. (kn)
Para peneliti mengamati lebih dari 120.000 karang di 159 terumbu karang --beberapa di antaranya tercemar plastik dan yang lainnya tidak-- dari Indonesia, Australia, Myanmar dan Thailand untuk studi tersebut.
"Kami menemukan bahwa peluang sakit meningkat dari empat menjadi 89 persen ketika karang bersinggungan dengan plastik," kata penulis utama studi Joleah Lamb dari ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies di James Cook University, Australia.
Lamb mengatakan para ilmuwan masih berusaha mencari tahu mengapa plastik begitu berbahaya bagi karang, organisme hidup yang meliputi sekitar 0,2 persen dasar laut tapi menjadi habitat penting bagi hampir satu juta spesies ikan muda.
Kemungkinan "plastik menjadi kendaraan ideal bagi kolonisasi organisme mikroskopis yang bisa memicu penyakit jika bersinggungan dengan karang," katanya.
"Contohnya, barang plastik yang biasa dibuat dari polipropilena, seperti tutup botol dan sikat gigi, terbukti menjadi tempat yang banyak dihuni oleh bakteri yang berhubungan dengan kelompok penyakit karang sangat merusak yang dikenal sebagai sindrom putih.”
Masalah polusi plastik tersebar luas di laut di seluruh dunia, dan dengan cepat memburuk.
"Kami memperkirakan ada 11,1 miliar barang plastik di terumbu-terumbu karang di Asia Pasifik dan memperkirakan jumlahnya meningkat 40 persen dalam tujuh tahun," kata Lamb sebagaimana dikutip AFP.
Terumbu-terumbu karang juga sudah berada dalam tekanan karena pemanasan global, yang memicu penyakit serta menyebabkan karang memutih dan mati. (kn)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: