Tabanan (ANTARA News) - Kabupaten Tabanan sebagai daerah Lumbung beras di Bali kini mulai melakukan panen raya meskipun sedikit terhambat akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari belakangan, namun tidak begitu berpengaruh dalam menghasilkan gabah sebelum diolah menjadi beras.

"Cuaca ekstrem itu tidak begitu besar pengaruhnya terhadap sektor pertanian, khususnya padi yang di sejumlah subak sedang mengalami panen raya," kata Pekaseh subak Anyar Suraberata, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, I Made Sudiarawan, Jumat.

Ia mengatakan, subak yang memiliki lahan pertanian sekitar 117 hektare milik 70 petani setempat, 30 hektare di antaranya sedang mengalami panen raya.

Petani setempat mulai melakukan panen padi sejak dua minggu yang lalu, namun mengalami kendala akibat hujan deras yang terjadi belakangan ini. Namun masih syukur hujan itu tidak terjadi secara terus menerus, namun diselingi dengan cuaca yang cerah.

Meskipun demikian menurut Made Sudiarawan, panen padi saat musim hujan mempengaruhi kualitas gabah, sehingga perlu proses pengeringan yang cukup untuk menghasilkan beras yang berkualitas.

Petani setelah kini mengalami panen raya, menyusul petani lain di sekitarnya, diperkirakan bulan Maret mendatang, kembali menanam padi secara serentak.

Padi jenis ciherang yang ditanam petani selama ini rata-rata mampu menghasilkan 6,3 ton per hektare. Puluhan petani yang menggarap lahan pertanian tersebut umum telah berusia rata-rata di atas 40 tahun.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembngan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian Momon Rusmono sebelumnnya melakukan pemantauan panen di Bali untuk bulan Januari 2018.

?Ini panen pertama di Bali tahun 2018 hasilnya cukup bagus, ujarnya. Secara umum tingkat konsumsi beras nasional 105 kilogram perkapita per tahun.

Sementara produksi beras di Bali sebanyak 450.000 ton pada tahun 2017, dengan jumlah penduduk yang mencapai 4,2 juta jiwa, sehingga jumlah produksi beras dinilai sudah mencukupi.

"Bali sebagai daerah tujuan wisata yang menerima wisatawan dalam dan luar negeri lebih dari tujuh juta orang setiap tahun itu masih memerlukan beras dari daerah lain," ujarnya.