Indonesia ingin ikut garap proyek infrastruktur di Sri Lanka
25 Januari 2018 09:07 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi disambut Menteri Luar Negeri Sri Lanka saat tiba di Bandara Internasional Colombo, Sri Lanka, dalam rangka kunjungan kenegaraan, Rabu (24/1/2018). (Foto: Biro Pers Dan Media)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia ingin terlibat dalam penggarapan proyek infrastruktur Sri Lanka, yang sedang melakukan pembangunan secara besar-besaran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ketertarikan Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan Sri Lanka dalam kunjungannya ke negara itu pada Kamis menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, yang turut serta mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut, mengatakan kunjungan Presiden ke Sri Lanka diharapkan mendorong langkah konkret dalam kerja sama dua negara.
"BUMN Indonesia sudah melakukan kontak dengan beberapa mitranya di sini dan menunjukkan ketertarikannya. Oleh karena itu Presiden mendorong agar BUMN Indonesia juga diberikan peran berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka," kata Retno.
Selain itu ada pembicaraan mengenai kerja sama di bidang pengadaan kereta api. Presiden menyampaikan beberapa usulan seperti kerja sama di bidang perkeretaapian yang melibatkan PT INKA, telah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dengan mitranya di Sri Lanka.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong, baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT INKA," tutur Retno.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka merupakan kunjungan Presiden Indonesia pertama ke negara itu setelah 39 tahun. Kunjungan itu juga ditujukan untuk memperingati 66 tahun hubungan diplomatik kedua negara menuruut Retno kepada wartawan di Colombo, Rabu malam.
Dalam kunjungan itu, menurut Retno, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat dan pertemuan pleno yang juga dihadiri oleh PM Sri Lanka dan para anggota kabinet dari Sri Lanka.
"Kedua kepala negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara," katanya.
Harapan Sri Lanka
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengharapkan penambahan siswa Lemhannas dari Sri Lanka serta peningkatan kerja sama pembangunan kapasitas di bidang pendidikan dan pariwisata, yakni pemberdayaan guru dan pemandu wisata.
"Presiden juga merespons secara positif permintaan-permintaan tersebut," kata Retno tentang tanggapan Presiden Jokowi.
Setelah pertemuan, kedua presiden juga menyaksikan penandatanganan beberapa kerja sama yaitu penandatanganan MoU Kerja Sama SAR untuk meningkatkan kemampuan aeronautika dan maritim SAR; MoU Kerja Sama Pendidikan Tinggi; MoU Pembentukan jejaring kerja sama riset antar universitas dan pusat penelitian; dan MoU Kerja Sama Pemberantasan Pengedaran Narkoba dan Psikotropika dengan fokus pada Penegakan hukum dan Pembangunan kapasitas.
Di sela-sela kunjungan, juga dilakukan pertemuan bisnis antara pengusaha Indonesia dan Sri Lanka dan penandatanganan MoU antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Sri Lanka, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ketertarikan Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan Sri Lanka dalam kunjungannya ke negara itu pada Kamis menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, yang turut serta mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut, mengatakan kunjungan Presiden ke Sri Lanka diharapkan mendorong langkah konkret dalam kerja sama dua negara.
"BUMN Indonesia sudah melakukan kontak dengan beberapa mitranya di sini dan menunjukkan ketertarikannya. Oleh karena itu Presiden mendorong agar BUMN Indonesia juga diberikan peran berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka," kata Retno.
Selain itu ada pembicaraan mengenai kerja sama di bidang pengadaan kereta api. Presiden menyampaikan beberapa usulan seperti kerja sama di bidang perkeretaapian yang melibatkan PT INKA, telah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dengan mitranya di Sri Lanka.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong, baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT INKA," tutur Retno.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka merupakan kunjungan Presiden Indonesia pertama ke negara itu setelah 39 tahun. Kunjungan itu juga ditujukan untuk memperingati 66 tahun hubungan diplomatik kedua negara menuruut Retno kepada wartawan di Colombo, Rabu malam.
Dalam kunjungan itu, menurut Retno, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat dan pertemuan pleno yang juga dihadiri oleh PM Sri Lanka dan para anggota kabinet dari Sri Lanka.
"Kedua kepala negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara," katanya.
Harapan Sri Lanka
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengharapkan penambahan siswa Lemhannas dari Sri Lanka serta peningkatan kerja sama pembangunan kapasitas di bidang pendidikan dan pariwisata, yakni pemberdayaan guru dan pemandu wisata.
"Presiden juga merespons secara positif permintaan-permintaan tersebut," kata Retno tentang tanggapan Presiden Jokowi.
Setelah pertemuan, kedua presiden juga menyaksikan penandatanganan beberapa kerja sama yaitu penandatanganan MoU Kerja Sama SAR untuk meningkatkan kemampuan aeronautika dan maritim SAR; MoU Kerja Sama Pendidikan Tinggi; MoU Pembentukan jejaring kerja sama riset antar universitas dan pusat penelitian; dan MoU Kerja Sama Pemberantasan Pengedaran Narkoba dan Psikotropika dengan fokus pada Penegakan hukum dan Pembangunan kapasitas.
Di sela-sela kunjungan, juga dilakukan pertemuan bisnis antara pengusaha Indonesia dan Sri Lanka dan penandatanganan MoU antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Sri Lanka, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: