Istora tuai pujian dari atlet Thailand
24 Januari 2018 21:12 WIB
Ilustrasi - Atlet bulu tangkis melakukan latihan ketika mencoba lapangan jelang pelaksanaan Daihatsu Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2018). Kejuaraan bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2018 yang juga menjadi arena persiapan menuju Asian Games tersebut akan berlangsung pada 23-28 Januari mendatang. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Stadion Istora Senayan yang menjadi lokasi penyelenggaraan turnamen bulu tangkis Indonesia Masters 2018, menuai pujian dari atlet Thailand Nitchanon Jindapol yang menilai Istora lebih baik dari arena Indonesia Terbuka 2017 di Jakarta Convention Centre (JCC).
"Menurut saya, Istora bagus dibandingkan tempat penyelenggaraan Indonesia Open tahun lalu di JCC. Di sana, udaranya sangat panas dibandingkan di Istora," kata Jindapol di Istora, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang sangat besar pada Istora Senayan dari wajah lamanya yang sempat beberapa kali dia cicipi untuk berkompetisi.
"Sebenarnya, saya nilai tidak ada perubahan besar yang saya rasakan. Tapi tempat ini selalu membuat saya senang karena keriuhannya, dan itu yang selalu saya tunggu," ujar dara manis 26 tahun tersebut.
Jindapol mengetahui Istora akan digunakan dalam ajang olahraga multicabang Asian Games 2018 di Indonesia.
Kendati demikian pebulu tangkis yang menempati peringkat 12 dunia itu mengaku belum tahu apakah bakal bertanding pada ajang tersebut.
"Ya Asian Games di Indonesia, tapi saya tidak tahu apakah bakal bermain di Asian Games 2018. Namun, saya berharap dapat tampil pada ajang tersebut. Saya sering bermain di Indonesia sehingga saya tahu banyak tentang negara ini," ucap Jindapol.
Jindapol berada di Istora Senayan untuk mengikuti turnamen bulu tangkis Indonesia Masters 2018 dan memulai langkah di Indonesia Masters 2018 dengan tidak mudah.
Pebulu tangkis cantik itu harus bermain dalam tiga gim menghadapi pemain asal Jepang, Ayaka Sato, dan menang dengan skor cukup ketat 22-20, 17-21, 21-9.
"Hari ini baru babak pertama sehingga kebahagiaan saya baru 60 persen. Tadi permainan saya lambat dan memukul hanya ke belakang, tidak bisa ke tengah atau depan. Saya sempat kehilangan konsentrasi karena terlalu bernafsu untuk menang, pada gim kedua sehingga menderita kekalahan. Namun, pada gim ketiga saya menang dengan margin besar karena berhasil menemukan konsentrasi," tutur Jindapol.
Sepanjang kariernya, Nitchaon Jindapol belum pernah meraih gelar ketika bermain di Indonesia. Prestasi tertinggi Jindapol adalah menjadi perempat finalis Indonesia Masters 2011.
Karenanya dalam turnamen Indonesia Masters 2018 ini, dia memiliki target tinggi untuk dikejar.
"Saya punya target memenangi Indonesia Masters 2018, tetapi yang lebih penting adalah saya ingin menikmati turnamen ini," kata Jindapol.
"Menurut saya, Istora bagus dibandingkan tempat penyelenggaraan Indonesia Open tahun lalu di JCC. Di sana, udaranya sangat panas dibandingkan di Istora," kata Jindapol di Istora, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang sangat besar pada Istora Senayan dari wajah lamanya yang sempat beberapa kali dia cicipi untuk berkompetisi.
"Sebenarnya, saya nilai tidak ada perubahan besar yang saya rasakan. Tapi tempat ini selalu membuat saya senang karena keriuhannya, dan itu yang selalu saya tunggu," ujar dara manis 26 tahun tersebut.
Jindapol mengetahui Istora akan digunakan dalam ajang olahraga multicabang Asian Games 2018 di Indonesia.
Kendati demikian pebulu tangkis yang menempati peringkat 12 dunia itu mengaku belum tahu apakah bakal bertanding pada ajang tersebut.
"Ya Asian Games di Indonesia, tapi saya tidak tahu apakah bakal bermain di Asian Games 2018. Namun, saya berharap dapat tampil pada ajang tersebut. Saya sering bermain di Indonesia sehingga saya tahu banyak tentang negara ini," ucap Jindapol.
Jindapol berada di Istora Senayan untuk mengikuti turnamen bulu tangkis Indonesia Masters 2018 dan memulai langkah di Indonesia Masters 2018 dengan tidak mudah.
Pebulu tangkis cantik itu harus bermain dalam tiga gim menghadapi pemain asal Jepang, Ayaka Sato, dan menang dengan skor cukup ketat 22-20, 17-21, 21-9.
"Hari ini baru babak pertama sehingga kebahagiaan saya baru 60 persen. Tadi permainan saya lambat dan memukul hanya ke belakang, tidak bisa ke tengah atau depan. Saya sempat kehilangan konsentrasi karena terlalu bernafsu untuk menang, pada gim kedua sehingga menderita kekalahan. Namun, pada gim ketiga saya menang dengan margin besar karena berhasil menemukan konsentrasi," tutur Jindapol.
Sepanjang kariernya, Nitchaon Jindapol belum pernah meraih gelar ketika bermain di Indonesia. Prestasi tertinggi Jindapol adalah menjadi perempat finalis Indonesia Masters 2011.
Karenanya dalam turnamen Indonesia Masters 2018 ini, dia memiliki target tinggi untuk dikejar.
"Saya punya target memenangi Indonesia Masters 2018, tetapi yang lebih penting adalah saya ingin menikmati turnamen ini," kata Jindapol.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: