Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi sepanjang Januari 2018 sekitar 0,6 persen (bulan ke bulan) berdasarkan Survei Hasil Pemantauan Harga BI hingga pekan ketiga bulan ini.

Inflasi selama Januari dipengaruhi oleh peningkatan tekanan harga beras, varietas cabai dan produk lain dari kelompok hortikultura, namun menurut Gubernur Bank Indonesia tekanan harga pangan akan segera mereda karena produksi pangan meningkat setelah panen.


"Inflasi Januari minggu ketiga ada di kisaran 0,6 persen dan secara tahunan 3,5 persen. Kita harapkan koordinasi yang sudah kita lakukan pada bulan Januari 2018 akan membuat kita secara umum bisa mengendalikan inflasi di 2018," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu.


Sebagai perbandingan, inflasi Januari 2017 tercatat 0,97 persen (bulan ke bulan) dan Januari 2016 sebesar 0,51 persen (bulan ke bulan).

Pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi inflasi 2018 sebesar 3,5 persen, sementara menurut BI dalam rentang 2,5 sampai 4,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga beras yang cenderung naik pada awal Januari 2018 telah menjadi fokus perhatian pemerintah sejak akhir 2017 dan berbagai upaya siap dilakukan untuk menjaga pergerakan harga komoditas ini.

"Pemerintah melihat faktor-faktor yang bisa dipengaruhi melalui kebijakan, misalnya kebijakan impor beras dan kelancaran arus barang, sehingga inflasi bisa ditekan dan distabilkan pada level yang tetap terjaga rendah," ujarnya.

Agus menilai kebijakan impor beras yang sudah dilakukan pemerintah akan membantu menstabilkan harga beras di pasaran.