"Kami belum menemukan ritme permainan. Saya masih banyak mengangkat bola serangan. Kami menemukan kepercayaan diri setelah menang pada gim kedua," kata Ricky selepas pertandingan turnamen tingkat empat atau Tur Dunia BWF Super 500 itu.
Ricky mengaku pada gim pertama, pola permainanya lebih banyak didominasi bola-bola atas menyusul penyesuaian dengan kondisi terbaru Stadion Istora setelah renovasi jelang Asian Games.
"Tapi, soal angin itu bukan alasan karena kami harus tetap siap dalam permainan. Saya belum memahami komunikasi pada sektor ganda campuran," kata Ricky tentang kendalanya bermain pada nomor pertandingan ganda campuran.
Ricky mengaku tidak mendapatkan target dari pelatih ganda campuran pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada laga keduanya bersama Debby.
"Namun, saya tetap punya target pribadi yaitu memberikan penampilan terbaik pada nomor ganda campuran," ujarnya.
Sementara, Debby mengatakan terbantu dengan instruksi dari pelatih ketika ketinggalan pada gim pertama 15-21 dari ganda Lee/Chau.
"Kami bermain masih terlalu pelan pada gim pertama padahal pelatih meminta kami bermain tanpa beban, mempercepat serangan, dan lebih banyak menurunkan bola," kata Debby.
Debby mengaku hembusan angin di Stadion Istora Senayan memang terasa, tapi hembusan itu lebih kondusif dibandingkan Stadion Istora sebelum renovasi.
"Saya tidak banyak merasakan perbedaan pola permainan. Kami memang perlu mencari pola komunikasi karena kalau sama Jordan, saya sudah saling paham," kata Debby tentang pasangan barunya pada nomor ganda campuran itu.
Ricky/Debby akan menghadapi pemenang pertandingan sesama Indonesia antara pasangan Yantoni Edy Saputra/Marsheilla Gischa Islami dengan Andika Ramadiansyah/Mychelle Crhystine Bandaso.
Pasangan baru ganda campuran itu merupakan hasil rombakan pelatnas PBSI pada 2018. Turnamen Malaysia Masters 2018 menjadi kejuaraan perdana bagi Ricky/Debby.