Banjarmasin (ANTARA News) - Dua orang pelajar tewas atau meninggal dunia, serta belasan lainnya masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, diduga akibat menenggak cairan Polylab Etanol.
Berdasarkan informasi yang didapat Selasa, diketahui pada Senin (21/1) sekitar jam 10.00 Wita, seorang remaja berstatus pelajar berinisial WHY (21) meninggal dunia diduga akibat mengkonsumsi cairan Polylab Etanol dicampur minuman energi sebagai penambah rasa, sementara MN (17) rekan WHY menenggak cairan tersebut juga meninggal sekitar jam 16.30 Wita.
Dari data Kapolsek Batumandi Iptu Rudianto yang menangani kasus tersebut, tercatat sebanyak 14 anak yang meminum cairan Polylab Etanol tersebut.
"Hingga saat ini dua pelajar telah meninggal dunia, satu orang masih di ICU, yaitu ZL (20), kemudian MA di ruang perawatan anak karena masih berusia 15 tahun, serta delapan orang lainnya di IGD dan dua orang baru memeriksakan diri diantar pihak keluarga," jelasnya.
Sementara itu FS (16) dan WH (19) mengaku minum pada hari Sabtu (20/1), kemudian KH (19) mengaku minum pada hari Jumat (19/1), mengeluhkan sakit di bagian perut bagian bawah dan perut bagian sebelah kanan.
"Awal mula mereka mengalami bibir kering, pusing, sakit kepala berat, sakit pada perut bagian bawah apalagi saat kencing, sakit pada perut bagian kanan, mual, beberapa ada yang muntah," terang para korban.
Sebelumnya, sejak Kamis (18/1) mereka sudah minum namun efeknya tidak parah, ujar para korban. Namun karena mungkin kebanyakan minum sehingga efeknya bertambah berat. Saat ini para korban masih terus dirawat intensif di RSUD Balangan.
Untuk diketahui, cairan Polylab Etanol memang tidak mudah dijumpai di toko-toko obat di pasaran, bahkan di pusat kesehatan ataupun di rumah sakit. Cairan tersebut biasanya dibutuhkan untuk kegiatan praktek di laboratorium.
Dua pelajar tewas dan belasan di rawat karena tenggak Polylab Etanol
23 Januari 2018 12:33 WIB
Ilustrasi minuman keras (miras) palsu mengandung Etil Alkohol. (ANTARA/Prasetia Fauzani)
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: