Rupiah selasa pagi menguat ke Rp13.299
23 Januari 2018 10:38 WIB
Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 51 poin menjadi Rp13.299 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.350 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah dipicu faktor "shutdown" atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat.
"Pembuat legislasi di Senat AS masih berdebat mengenai undang-undang pengeluaran negara," katanya.
Ia menambahkan bahwa "shutdown" pemerintahan AS itu juga dapat membuat investor menjauhi aset-aset keuangan berdenominasi dolar AS yang akhirnya membuat mata uang itu mengalami tekanan.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahamd Mikail menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak menguat didorong sentimen positif harga komoditas setelah lembaga Dana Moneter Internasional (Internationa Monetary Fund/IMF) menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,9 persen pada tahun 2018 atau naik 0,2 persen dari prediksi sebelumnya.
Selain itu, lanjut dia, "shutdown" pemerintahan di Amerika Serikat juga diperkirakan masih menjadi katalis positif bagi rupiah untuk melanjutkan apresiasi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah dipicu faktor "shutdown" atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat.
"Pembuat legislasi di Senat AS masih berdebat mengenai undang-undang pengeluaran negara," katanya.
Ia menambahkan bahwa "shutdown" pemerintahan AS itu juga dapat membuat investor menjauhi aset-aset keuangan berdenominasi dolar AS yang akhirnya membuat mata uang itu mengalami tekanan.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahamd Mikail menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak menguat didorong sentimen positif harga komoditas setelah lembaga Dana Moneter Internasional (Internationa Monetary Fund/IMF) menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,9 persen pada tahun 2018 atau naik 0,2 persen dari prediksi sebelumnya.
Selain itu, lanjut dia, "shutdown" pemerintahan di Amerika Serikat juga diperkirakan masih menjadi katalis positif bagi rupiah untuk melanjutkan apresiasi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: