Cox’s Bazar, Bangladesh (ANTARA News) - Repatriasi ratusan ribu pengungsi Rohingya ke Myanmar yang seharusnya dimulai Selasa (23/01) akan ditunda, kata seorang pejabat Bangladesh, menyebutkan penundaan disebabkan oleh tugas berat menyiapkan pusat transit dan menyetujui daftar pengungsi yang akan dipulangkan.
Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Bangladesh Abul Kalam Azad tidak menyebutkan jadwal baru untuk rencana negaranya dan Myanmar memulangkan sekitar 750.000 pengungsi yang melarikan diri dari kerusuhan dan operasi penindakan keras militer di negara bagian Rakhine.
“Kami belum melakukan persiapan yang diperlukan untuk memulangkan orang-orang mulai besok. Masih banyak persiapan yang harus dilakukan,” ungkap Azad, Senin.
“Proses yang menyeluruh” diperlukan sebelum pemulangan dapat dimulai, termasuk membangun pusat transit dan menyusun daftar calon pengungsi yang akan dipulangkan untuk diverifikasi Myanmar, katanya.
Dua lokasi di dekat perbatasan diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai kemungkinan titik transit, tempat pengungsi akan ditempatkan sebelum diserahkan ke Myanmar, kata Azad seperti dilansir AFP.
“Tanpa menyelesaikan ini, kami tidak bisa tiba-tiba memulangkan para pengungsi. Upaya ini sedang berlangsung,” katanya.
Proses repatriasi itu diperkirakan memakan waktu dua tahun.
Kelompok hak asasi manusia dan PBB telah menegaskan bahwa pemulangan Rohingya, yang menghadapi kondisi memprihatinkan di kamp-kamp penuh sesak di dekat perbatasan kedua negara, harus bersifat sukarela.
Proses pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar ditunda
22 Januari 2018 22:11 WIB
Pengungsi Rohingya Pengungsi Rohingya di kamp pengungsian Thengkali, Kutupalong, Cox's Bazar, Senin (25/12). (ANTARA News/Monalisa)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: