Manchester (ANTARA News) - Manajer Manchester City Pep Guardiola terpaksa membuka kembali catatan sejarah untuk meyakinkan timnya bahwa Liga Premier belumlah usai hanya karena Manchester City berada di puncak klasemen dengan berselish 12 poin dari penguntit terdekatnya.
Dua hari lalu City makin menjauhkan diri dari kejaran Manchester United setelah menang 3-1 melawan Newcastle United. Ironisnye justru pengalaman Newcastle yang mendorong Guardiola meminta timnya waspada.
21 tahun lalu pada 1996, Newcastle unggul bersih 12 poin sampai Januari tahun itu, tetapi dalam beberapa pekan mereka disalip United yang akhirnya menjadi juara liga dengan selisih empat poin dari Newcastle sampai kemudian disebut keambrukkan paling dramatis dalam sepak bola Inggris.
City tidak pernah kehilangan poin pada 24 pertandingan musim ini, namun menelan kekalahan pertama di tangan Liverpool pekan lalu. Guardiola menyebut kekalahan itu membuktikan timnya tidak mendapat jaminan juara.
Baca juga: Guardiola wajibkan Manchester City angkat trofi juara
"Saya baca Newcastle kehilangan 12 poin beberapa tahun lalu dan United menjuarai liga. Dua bulan lalu, saya mendengar Liga Premier sudah selesai," kata Pep dalam jumpa pers seperti dikutip laman ESPN.
"Saya sekarang bisa membayangkan jika kami kehilangan poin dan sembilan atau sepuluh poin di atas United, orang mulai bilang, 'Oke itu benar tapi memang benar sekalipun itu 12 poin."
"Adalah penting mempertimbangkan personalitas, tim dan berusaha terus bekerja dengan atau tanpa kesalahan, tetapi inilah kekuatan sepak bola, yakni hasrat untuk mencoba. Tak pernah, saya tal melihatnya musim ini dan itulah alasan mengapa saya bangga sekali menjadi manajer mereka," tutup Guardiola.
Baca juga:Mungkinkah Manchester City cetak kuadrapel
Pengalaman buruk Newcastle 21 tahun lalu bisa dialami Manchester City
22 Januari 2018 12:51 WIB
Pep Guardiola (REUTERS/Michaela Rehle)
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: