Jakarta (ANTARA News) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembangunan Gedung Baru Program Vokasi Pulp dan Kertas senilai Rp24,8 miliar bersama Tanoto Foundation dan Universitas Riau. 



“Untuk itu, kami memberikan apresiasi kepada Tanoto Foundation dan RAPP karena telah mendukung upaya dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dengan melibatkan perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.




Airlangga menyampaikan hal itu ketika melakukan kunjungan kerja di PT RAPP, Riau.




Pada kesempatan ini, Airlangga didampingi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Pelalawan HM Harris, dan Direktur Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Anderson Tanoto menyaksikan penandatanganan tersebut.




Selanjutnya, Airlangga juga menyerahkan bantuan peralatan pendidikan dari PT RAPP kepada SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci dan SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.




“Kami berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat Riau dan sekitarnya dalam pengembangan potensi sumber daya industri di wilayah Riau. Selain itu juga bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal,” ujarnya. 




Program vokasi ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.




Pembangunan gedung dan prasarana perkuliahan yang didukung dengan fasilitas laboratorium lengkap ini diharapkan tidak hanya mampu memberi sumbangsih kepada negara secara ekonomi, namun juga terhadap peningkatan kualitas SDM agar Indonesia memiliki daya saing yang tinggi khususnya di sektor industri pulp dan kertas.




Lebih lanjut, menurut Airlangga, industri pulp dan kertas berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional sehingga ditetapkan sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional. 




“Hal ini sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” ungkapnya. 




Selama ini, negara-negara North America dan Scandinavia (NORSCAN) yang menjadi pemasok utama pulp dan kertas di dunia, menunjukkan kecenderungan produksi yang semakin menurun. 




Saat ini trennya telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia serta negara-negara Amerika Latin seperti Chili, Brasil, dan Uruguay. 




Kemenperin mencatat, daya saing industri pulp dan kertas Indonesia di kancah internasional cukup terkemuka, di mana industri pulp menempati peringkat ke-10 dan industri kertas di posisi ke-6 dunia, sementara di Asia menduduki tangga ke-3 untuk industri pulp dan kertas. 




Kemudian, dilihat dari peranannya dalam perekonomian nasional, antara lain yaitu kontribusinya dalam ekspor yang mampu mencapai USD5,1 miliar pada tahun 2016. Sementara itu, berdasarkan data sampai dengan kuartal III tahun 2017, ekspor pulp dan kertas meningkat 18,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. 




Selain itu, kontribusi industri pulp dan kertas terhadap pembentukan PDB pada triwulan III tahun 2017 sebesar 0,71 persen.