Cianjur (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga belum mengetahui bentuk dukungan Jepang dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang, pada Agustus 2018.

"Dukungan itu bisa banyak hal. Tapi dari sisi pemerintahan, kami belum tahu apakah berupa pinjaman atau sponsor," kata Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto di sela-sela Rapat Koordinasi Kemenpora di Cianjur, Jawa Barat, Jumat.

Permintaan dukungan dari Jepang terkait penyelenggaraan Asian Games muncul dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Delegasi Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Toshihiro Nikai di Istana Kepresidenan Bogor.

Gatot mengatakan dukungan Jepang terkait Asian Games dapat berarti pinjaman atau sponsor.

"Sebelumnya, pemerintah kota di Jepang berkunjung ke Indonesia dan menawarkan fasilitas latihan di sana. Tapi, itu bukan untuk Asian Games, tetapi Olimpiade 2020," ujar Gatot.

Dukungan pemerintah negara Asia terhadap Asian Games ke-18, lanjut Gatot, juga sempat datang dari Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang berjanji membantu melalui perusahaan Indosat Oredoo.

"Kami sudah berkirim surat kepada Indosat terkait realisasi bantuan untuk Asian Games sambil melampirkan surat komitmen Emir Qatar," kata Gatot.

Dukungan dari negara lain berasal dari Korea Selatan yang berharap mencoba teknologi jaringan Internet berkecepatan tinggi 5G. "Tapi, program Internet dari Kementerian Komunikasi dan Informatika bukan 5G tetapi 4.5G," ujar Gatot.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan utusan Jepang mengatakan Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa dalan memperingati 60 tahun hubungan dua negara maka harus diwujudkan kerja sama yang sifatnya konkret.

"Presiden tadi juga sempat menyinggung mengenai beberapa kerja sama, selain masalah infrastruktur yaitu juga permintaan dukungan bagi Jepang untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games," ujar Retno.