Kebijakan moratorium kapal asing untungkan BUMN Perikanan
19 Januari 2018 20:02 WIB
Puluhan kapal ikan eks asing menghentikan aktivitas penangkapan ikan, akibat kebijakan moratorium atau penghentian sementara izin untuk tangkap ikan kapal eks asing dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dengan berlabuh di Teluk Ambon, Maluku, Senin (9/3/2015). Meski sempat diprotes nelayan di beberapa daerah di tanah air, kebijakan moratorium justru menguntungkan nelayan tradisional di Maluku yang lebih bebas melaut dan menangkap ikan di wilayah perairan sekitar desa mereka. (ANTARA FOTO/Embong Salampessy) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kebijakan moratorium kapal asing yang ditelurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak beberapa tahun lalu ternyata menguntungkan BUMN sektor perikanan nasional, kata Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Risyanto Suanda.
"Sekarang setelah kapal asing tidak ada, kami masuk ke sana (kawasan perairan) untuk menangkap dan mengumpulkan ikan," kata Risyanto Suanda di Jakarta, Jumat.
Menurut Risyanto, dengan adanya kebijakan KKP untuk menghentikan kapal asing pencuri ikan, maka Perum Perindo dapat mengukuhkan kehadirannya di perairan yang dulu dikuasai kapal-kapal asing seperti di Tual (Maluku), Sorong (Papua Barat), dan laut Arafuru.
Ia memaparkan, Perum Perindo mulai tahun 2013 ditugaskan untuk masuk ke perikanan tangkap, budidaya dan perdagangan hasil laut. Selain Perum Perindo, BUMN Perikanan lainnya yang bergerak di sektor perikanan adalah Perum Perikanan Nusantara.
Meski awalnya hanya beroperasi sebagai pengelola pelabuhan perikanan Nizam Zaman Muara Baru, Jakarta Utara, kini kinerja Perum Perindo melejit dan saat ini mengelola beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Pekalongan, Belawan, Parigi, dan Brondong.
Sedangkan mulai tahun 2018 ini, Perum Perindo dinyatakan akan memiliki 77 unit kapal penangkap dan penampung ikan serta sejumlah lahan tambak udang yang terletak di Karawang, Jawa Barat.
"Perum Perindo juga aktif membeli langsung ke nelayan dan sentra perikanan di daerah untuk kebutuhan ekspor ikan ke Amerika Serikat," paparnya.
Ke depannya, Perum Perindo mengharapkan potensi industri perikanan makin dikembangkan dengan lebih mengefisienkan ongkos logistik, volume produksi, dan kualitas produk perikanan.
Terkait dengan peluang bisnis perikanan, Risyanto mengutarakn bahwa hal yang tetap menarik ke depannya adalah yang sifatnya ada di hulu, yaitu bisnis penangkapan ikan serta budidaya.
"Itu bisa memberi margin yang lebih besar. Kemudian di tengah ada diantaranya trading dan pemrosesan. Sedangkan yang memang paling menjanjikan bila bisnis itu dilakukan holistik, yaitu mulai dari menangkap, memproses, dan melakukan ekspor," pungkasnya.
"Sekarang setelah kapal asing tidak ada, kami masuk ke sana (kawasan perairan) untuk menangkap dan mengumpulkan ikan," kata Risyanto Suanda di Jakarta, Jumat.
Menurut Risyanto, dengan adanya kebijakan KKP untuk menghentikan kapal asing pencuri ikan, maka Perum Perindo dapat mengukuhkan kehadirannya di perairan yang dulu dikuasai kapal-kapal asing seperti di Tual (Maluku), Sorong (Papua Barat), dan laut Arafuru.
Ia memaparkan, Perum Perindo mulai tahun 2013 ditugaskan untuk masuk ke perikanan tangkap, budidaya dan perdagangan hasil laut. Selain Perum Perindo, BUMN Perikanan lainnya yang bergerak di sektor perikanan adalah Perum Perikanan Nusantara.
Meski awalnya hanya beroperasi sebagai pengelola pelabuhan perikanan Nizam Zaman Muara Baru, Jakarta Utara, kini kinerja Perum Perindo melejit dan saat ini mengelola beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Pekalongan, Belawan, Parigi, dan Brondong.
Sedangkan mulai tahun 2018 ini, Perum Perindo dinyatakan akan memiliki 77 unit kapal penangkap dan penampung ikan serta sejumlah lahan tambak udang yang terletak di Karawang, Jawa Barat.
"Perum Perindo juga aktif membeli langsung ke nelayan dan sentra perikanan di daerah untuk kebutuhan ekspor ikan ke Amerika Serikat," paparnya.
Ke depannya, Perum Perindo mengharapkan potensi industri perikanan makin dikembangkan dengan lebih mengefisienkan ongkos logistik, volume produksi, dan kualitas produk perikanan.
Terkait dengan peluang bisnis perikanan, Risyanto mengutarakn bahwa hal yang tetap menarik ke depannya adalah yang sifatnya ada di hulu, yaitu bisnis penangkapan ikan serta budidaya.
"Itu bisa memberi margin yang lebih besar. Kemudian di tengah ada diantaranya trading dan pemrosesan. Sedangkan yang memang paling menjanjikan bila bisnis itu dilakukan holistik, yaitu mulai dari menangkap, memproses, dan melakukan ekspor," pungkasnya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: