Canberra (ANTARA News) - Regulator Teknologi Gene (GTR) Australia Raj Bhula meminta perubahan signifikan pada undang-undang yang mengatur modifikasi genetika.



Setelah 12 bulan meninjau peraturan modifikasi gen saat ini, Bhula merekomendasikan perubahan yang menurutnya akan memungkinkan para ilmuwan untuk menghasilkan tanaman dengan hasil panen lebih tinggi yang tahan terhadap kekeringan dan penyakit.




Dari rekomendasi yang diajukan, perubahan terbesar akan terlihat pada teknologi genetika baru, yang dikenal sebagai pengeditan gen, yang tidak lagi dianggap sebagai "modifikasi genetika".




"Dengan pengeditan gen Anda tidak perlu menggunakan materi genetik dari organisme lain, hanya saja mengedit materi di dalam organisme," kata Bhula kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).




“Semua kerangka peraturan dan undang-undang kami telah ditetapkan berdasarkan orang-orang yang memasukkan materi genetik yang tidak terkait ke dalam organisme lain. Padahal proses ini hanya manipulasi dalam organisme dan tidak mengenalkan sesuatu yang asing,” tambahnya.




Saat ini, organisme hasil rekayasa genetika (GMO) banyak diatur.




Bhula mengatakan bahwa modifikasi gen telah banyak berevolusi sejak peraturan tersebut diberlakukan yang sekarang sudah ketinggalan zaman.




Misalnya, teknologi baru yang mengedit gen yang ada dalam organisme untuk mempercepat pengembangannya daripada melengkapi organisme dengan gen asing.




"Jika teknologi ini menghasilkan hasil yang tidak berbeda dengan proses yang telah digunakan orang selama ribuan tahun, maka tidak perlu mengaturnya," katanya.




"Jika tidak ada kasus risiko yang harus dilakukan saat menggunakan teknologi baru ini, dalam hal dampak terhadap lingkungan dan keselamatan bagi lingkungan, maka ada kasus deregulasi,” ungkapnya. Demikian diberitakan Kantor Berita Xinhua.