UGM kembangkan varietas kacang tanah baru
18 Januari 2018 21:02 WIB
Petani memanen kacang tanah di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (18/9/2015). Produksi kacang tanah pada panen akhir tahun ini meningkat hingga 50 persen dari panen sebelumnya karena minim serangan hama dan penyakit. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Yogyakarta (ANTARA News) - Peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada mengembangkan varietas kacang tanah baru dengan jumlah biji lebih banyak, ukuran lebih besar, dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan kacang tanh pada umumnya.
"Produktivitas per tanaman tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong per tanaman," kata Ketua Peneliti yang juga Dekan Fakultas Biologi UGM Budi S Daryono di Yogyakarta, Kamis.
Varietas kacang tanah baru ini, kata dia, memiliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang itu memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima.
"Biji dan polong mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya," kata dia.
Budi mengatakan kacang varietas baru itu yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM itu melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan.
Dengan cara itu, tanaman yang dihasilkan mempunyai ukuran karakter fenotip baik akar, batang, daun, bunga, buah, serta biji yang umumnya lebih besar daripada tanaman asalnya.
Selain itu, jelas dia, kacang varietas baru itu juga memiliki ciri yang cukup unik. Bagian kulit bijinya mempunyai corak lurik atau bercak-bercak garis ungu kecokelatan.
Mengingat adanya karakter unik berupa lurik pada kulit biji serta minimnya penelitian pada kacang tanah jenis ini, Budi mengatakan ke depan akan mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis Hypogaea var Lurokensis).
"Bukan tidak mungkin ke depan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis Hypogaea var Lurokensis)," kata dia
"Produktivitas per tanaman tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong per tanaman," kata Ketua Peneliti yang juga Dekan Fakultas Biologi UGM Budi S Daryono di Yogyakarta, Kamis.
Varietas kacang tanah baru ini, kata dia, memiliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang itu memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima.
"Biji dan polong mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya," kata dia.
Budi mengatakan kacang varietas baru itu yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM itu melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan.
Dengan cara itu, tanaman yang dihasilkan mempunyai ukuran karakter fenotip baik akar, batang, daun, bunga, buah, serta biji yang umumnya lebih besar daripada tanaman asalnya.
Selain itu, jelas dia, kacang varietas baru itu juga memiliki ciri yang cukup unik. Bagian kulit bijinya mempunyai corak lurik atau bercak-bercak garis ungu kecokelatan.
Mengingat adanya karakter unik berupa lurik pada kulit biji serta minimnya penelitian pada kacang tanah jenis ini, Budi mengatakan ke depan akan mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis Hypogaea var Lurokensis).
"Bukan tidak mungkin ke depan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis Hypogaea var Lurokensis)," kata dia
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: