Medan (ANTARA News) - Perusahaan Milik Negara asal China melirik proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara yang sebelumnya sudah diminati oleh perusahaan Belanda Port of Rotterdam Authority.

"Banyak asing yang minat, China itu agresif sekali," kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I, Bambang Eka Cahyana, saat ditemui di Medan, Kamis.

Bambang menambahkan ada beberapa perusahaan milik pemerintah China yang tertarik. "BUMN China, ada beberapa," katanya.

Dia menjelaskan selama ini negosiasi dengan Rotterdam masih sangat alot, terutama tentang bagi hasil.

"Mereka karena korporasi juga hitung-hitungan, kita mendapat `return` 11 persen sudah oke, tapi mereka minta 15 persen, artinya tarif harus tinggi. Saya lagi negosiasi dengan mereka," katanya.

Dia menuturkan pinjaman kepada Rotterdam sebesar enam persen, apabila pengembalian 11 persen maka sudah dua kali lipat.

"Anda enggak bisa begitu, kalau serius 11 persen sudah oke, sudah `double` karena ini juga dalam dolar. Ya mungkin karena asing kalau ada apa-apa investasi ditinggal

Selagi negosiasi berproses, dia mengaku tidak menutup kemungkinan tawaran dari investor asing lainnya.

"Yang penting tidak menuntut `return` sebesar itu," katanya.

Bambamg mengatakan saat ini sebetulnya banyak investor yang berminat, tetapi mereka masih menunggu dan memantau (wait and see) keseriusan pemerintah dalam menjamin infrastruktur, seperti jalan tol, jalir kereta api, pasokan listrik dan gas.

"Seberapa serius pemerintah membangun infrastruktur pendukung, bangun pelabuhan itu gampang, begitu bicara jalan tol, jalur KA, enggak gampang. Mereka menunggu itu," katanya.

Bambang menambahkan pihaknya juga akan membangun kawasan industri untuk menggenjot volume barang di pelabuhan yang akan menjadi hub internasional tersebut.

"Tantangannya bagaimana mendorong terjadinya hilirisasi produk. Strategi kami mengembangkan dulu kawasan industrinya, tanpa ada kawasan industri tidak bisa menghasilkan kargo," katanya.

Dia menargetkan dalam jangka waktu lima tahun atau saat dijadikan hub internasional Pelabuhan Kuala Tanjung akan bisa menampung satu juta TEUs kargo.

Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II dibangun di atas lahan seluas 3.000 hektare di mana kebutuhan investasi mencapai Rp30 triliun.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku membuka peluang investasi asing di Pelabuhan Kuala Tanjung, termasuk Tiongkok.

"Enggak apa-apa. Ini kan mereka investor potensial. Jadi, indiikasi `kan ada negara lain juga," katanya.