Ramallah (ANTARA News) - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina menghadapi krisis dana terparah setelah Amerika Serikat (AS) membekukan puluhan juta dolar sumbangannya.
"AS telah mengumumkan akan menyumbang 60 juta dolar AS (sekitar Rp801,3 miliar) untuk anggaran program. Untuk saat ini tidak ada indikasi kemungkinan dana lain," kata Chris Gunness, juru bicara United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) kepada AFP pada Rabu (17/1).
"Ini secara dramatis mengurangi hasil sumbangan secara drastis yang menyebabkan krisis pendanaan paling parah dalam sejarah badan ini."
AS menahan dana 65 juta dolar AS (sekitar Rp868,1 miliar) yang dialokasikan untuk UNRWA pada Selasa, dua pekan setelah Presiden Donald Trump mengancam pembayaran pada masa mendatang.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan dana 60 juta dolar AS dari rencana paket 125 juta dolar AS (sekitar Rp1,66 triliun) akan disalurkan agar badan itu bisa tetap berjalan, namun sisanya akan ditahan untuk sekarang.
UNRWA mengatakan dana 60 juta AS itu bisa membantu sejumlah sekolah dan rumah sakit tetap buka untuk saat ini, namun menekankan bahwa jumlahnya berkurang drastis dibandingkan dana 350 juta dolar AS (sekitar Rp4,67 triliun) yang diberikan Washington pada 2017.
Pejabat Kementerian Luar Negeri menegaskan keputusan tersebut diambil bukan untuk menekan pemimpin Palestina, namun untuk mendorong negara lain membantu membayar dan mereformasi UNRWA.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah menyerukan penutupan menyeluruh UNRWA. (mu)
Badan bantuan Palestina hadapi "krisis" setelah AS bekukan dana
18 Januari 2018 10:09 WIB
Arsip Foto. Seorang anak Palestina penyandang tuna netra menyentuh jendela di kelasnya di Sekolah al-Nur (cahaya) untuk Anak Tuna Netra yang dijalankan oleh UNRWA di Gaza. (REUTERS/Mohammed S)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: