Rupiah rabu pagi menguat ke Rp13.316
17 Januari 2018 10:46 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Petugas Bank Mandiri menghitung pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16. ()
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp13.316 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.338 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan nilai tukar rupiah masih melanjutkan penguatan ditopang ekspektasi pasar terhadap ekonomi nasional yang kondusif.
"Pergerakan rupiah kembali mengalami kenaikan, rupiah masih terbantu sentimen dari data neraca perdagangan Indonesia pada 2017 yang surplus," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.
Di sisi lain, lanjut dia, perkiraan Bank Indonesia mengenai inflasi Januari 2018 sebesar 0,6 persen, atau lebih rendah dari historis Januari tahun sebelumnya juga tampaknya direspon positif oleh pelaku pasar uang.
"Ekonomi dalam negeri yang positif akan mempertahankan laju rupiah. Apalagi, mata uang di kawasan Asia juga mengalami apresiasi terhadap dolar AS<" katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan bahwa tingginya minat investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia baik di pasar primer maupun sekunder turut menjaga penguatan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, harga komoditas yang masih berada dalam tren penguatan juga masih menjadi katalis positif bagi rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan nilai tukar rupiah masih melanjutkan penguatan ditopang ekspektasi pasar terhadap ekonomi nasional yang kondusif.
"Pergerakan rupiah kembali mengalami kenaikan, rupiah masih terbantu sentimen dari data neraca perdagangan Indonesia pada 2017 yang surplus," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.
Di sisi lain, lanjut dia, perkiraan Bank Indonesia mengenai inflasi Januari 2018 sebesar 0,6 persen, atau lebih rendah dari historis Januari tahun sebelumnya juga tampaknya direspon positif oleh pelaku pasar uang.
"Ekonomi dalam negeri yang positif akan mempertahankan laju rupiah. Apalagi, mata uang di kawasan Asia juga mengalami apresiasi terhadap dolar AS<" katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan bahwa tingginya minat investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia baik di pasar primer maupun sekunder turut menjaga penguatan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, harga komoditas yang masih berada dalam tren penguatan juga masih menjadi katalis positif bagi rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: