Ambon, Maluku (ANTARA News) - Bagi masyarakat Ambon, Maluku, nama Muhammad Jusuf Kalla sangat berkesan. Bukan lantaran sekarang Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden, namun peran aktifnyanya mencarikan upaya damai bagi konflik horizontal di kota itulah yang melambungkan namanya. Begitu pun bagi para perajin mutiara di Batu Merah, yang sore itu harus sabar memendam kerinduan ke Kalla, karena yang datang ke sana adalah Ibu Mufidah Kalla. "Oh, yang datang Ibu Jusuf Kalla?" kata seorang perajin. Ibu Mufidah Kalla hadir ke sana sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk menyaksikan aktivitas industri kerajinan pasca-konflik di Ambon. Di saat Ibu Mufidah melihat-lihat hasil kerajinan, tiba-tiba seorang perajin menyodorkan lukisan dari cangkang mutiara bergambarkan lima perahu phinisi. Perahu tradisional khas Sulawesi. "Ibu ini titip hadiah untuk Bapak Jusuf Kalla," katanya, sambil menyerahkan lukisan ke Ibu Mufidah Kalla. "Oh.. ya. Ya, nanti saya sampaikan ke Bapak, terima kasih," kata Ibn Mufidah Kalla. Masyarakat Batu Merah agaknya menggunakan pepatah "Tidak ada akar rotan pun jadi. Tidak ada Jusuf Kalla, titip ibu pun jadilah". (*)