Singkil, Aceh (ANTARA News) - Para pengendara lintas Aceh - Sumatera Utara mengeluhkan ruas jalan nasional di kawasan Kabupaten Pak Pak Bharat yang rusak parah bertahun-tahun belum diperbaiki.

Berdasarkan pantauan wartawan Selasa, ruas jalan negara lintas Aceh - Sumatera Utara kondisinya bila dilalui tak pernah berubah, apalagi lintasan itu terkesan dibiarkan berlubang dan berkubang genangan air seperti kolam.

Edi Sugianto Putra, salah seorang warga Aceh Singkil pengendara lintas Aceh - Sumatera mengeluh bahwa bila hendak menuju Medan yang paling menyiksa di kawasan Pak Pak Bharat, Sumut, karena sepanjang 12 kilometer jalannya rusak parah.

"Kami tidak membutuhkan tol megah yang dibangun di Medan. Namun kami hanya mengharapkan meski tidak beraspal hotmix seperti tol mega proyek yang digalakkan Presiden RI, namun paling tidak jalan kami menuju Aceh di Pak Pak Bharat setidaknya bisa dilakukan pengerasan, dan layak untuk dilintasi tidak seperti sekarang ini," ungkapnya.

Edi yang mengaku salah satu putra kelahiran Sumatera Utara itu juga mempertanyakan, kinerja putra daerah asal Sumut yang saat ini menduduki kursi legislatif di DPR RI itu.

"Mana anggota dewan kita asal Sumut, masak jalan hancur total bertahun-tahun tidak ada kepeduliannya," tegas Putra.

Jalan itu, tuturnya, sudah tidak layak dilintasi, masak lebih bagus lagi jalan ke kebun dari pada jalan penghubung Provinsi Sumut dan Aceh.

Dikatakannya, sepanjang sekira 12 kilometer jalan lintasan dari Sidikalang, Sumut menuju Kota Subulussalam, Aceh, tepatnya Desa Nantimbo, Kecamatan Sitelu Tali Urang terus digenangi air dan berkubang. Kemudian ruas jalan mendekati perbatasan Aceh persisnya kawasan Desa Lae Ikan.

Salah seorang pengendara lintas Aceh - Sumut lainnya, Arif menambahkan, jalan dari Sidikalang menuju Pak Pak Bharat sudah sebagian pengerasan dan diaspal.

Namun sebagian besar mendekati perbatasan Aceh seluruhnya masih berlobang dan hancur total, bahkan mobil kecil sudah sulit melintas.

Para supir angkutan barang maupun penumpang rute Medan-Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya hingga Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat yang hendak menuju Medan maupun luar pulau Sumatera via jalur udara juga kerap mengeluh.

"Kondisi jalan yang hancur total jalanan seperti kubangan kerbau itu sangat memperlambat perjalanan dan membuat resah. Mobil kecil sering tersangkut dan berbahaya bagi kendaraan barang, karena khawatir bisa terbalik," ujarnya.

Masyarakat sangat berharap agar pemerintah pusat bisa segera memperbaiki ruas jalan nasional itu, karena merupakan akses satu-satunya menuju Medan jalur terdekat kawasan pantai barat selatan Aceh dan sebaliknya.

"Biasanya dari Subulussalam bisa ditempuh 2 jam perjalanan sampai ke Sidikalang, tapi sekarang 3 jam baru tembus," ujarnya.