Pekalongan (ANTARA News) - Hujan yang mengguyur sejak Senin malam hingga Selasa pagi telah memicu banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dan menggenani seraturan rumah warga dengan ketinggian air antara 10 cm hingga 1 meter.

Akibat banjir, aktivitas perekonomian dan pendidikan di kota itu pun terganggu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kota Pekalongan Arief Karyadi mengatakan bahwa wali kota bersama dandim dan kapolres Pekalongan telah mengunjungi sejumlah tempat pengungsiann korban banjir.

"Rombongan wali kota dengan menggunakan perahi fiber milik Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) berkunjung ke sejumlah tempat pengungsian sekaligus memberikan nasi bungkus pada para pengungsi," katanya.

Ada sekitar 80 orang yang mengungsi di masjid Alkaromah dan 60 orang di mushala Alikhsan Kecamatan Tirto. Mereka berasal dari Tirto, Bandengan, Pasirkratonkramat, Pabean, Padukuhan Kraton, Panjang Baru, Kandang Panjang, Panjang Wetan, dan Krapyak.

"Saat ini, korban banjir belum bisa pulang ke rumah masing-masing karena genangan banjir belum surut. Mereka masih bertahan di tempat pengungsian," katanya.

Ia mengatakan pemkot telah membuka dapur umum di Kelurahan Pasirkratonkramat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan layanan kesehatan bagi pengungsi.

"Selain BPBD juga mendirikan posko di kantor BPBD Jalan Sriwijaya Kota Pekalongan sebagai lokasi sentral informasi penanggulangan bencana. Kami berharap banjir segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas lagi," katanya.

Salah seorang korban banjir, Casmudi, mengatakan dirinya dan sebagian warga memilih bertahan di rumah karena pemkot belum menyediakan tempat pengungsian yang layak.

"Kami memilih bertahan di rumah sendiri karena tempat pengungsian ditempatkan di masjid dan mushala. Hingga kini pun kami juga belum mendapat bantuan dari pemkot," katanya.