Kemenkes kirim 39 tenaga kesehatan ke Asmat
16 Januari 2018 12:55 WIB
Dokumentasi - Warga Suku Asmat berjalan disebuah perempatan jalan yang terbuat dari papan di Kabupaten Asmat Propinsi Papua, Rabu (26/10/2011). (FOTO ANTARA/Husyen Abdillah/Ko)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan mengirimkan 39 tenaga kesehatan dari berbagai bidang untuk membantu dinas kesehatan pemerintah daerah menangani peningkatan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua.
"Kami dari Kementerian Kesehatan sudah persiapkan untuk memperkuat tim dinas kesehatan di sana dengan mengirim 39 tenaga kesehatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa.
Tenaga kesehatan yang dikirim terdiri dari 11 dokter spesialis, empat dokter umum, tiga perawat bedah, dua penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilans.
Dokter spesialis yang dikirimkan terdiri dari dokter spesialis bedah, spesialis kulit dan kelamin, spesialis ansetesi, spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis gizi klinis, tiga?spesialis anak, dan tiga spesialis penyakit dalam.
Kementerian Kesehatan juga mengirimkan logistik untuk kebutuhan pencegahan peningkatan kasus seperti 1.100 vial vaksin campak, 3 ton pemberian makanan tambahan, dan 2.000 tablet disinfektan untuk membuh bakteri di genangan-genangan air bersih.
"Vaksin campak sudah kami kirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat sebanyak 1.100 vial. Sudah mulai didistribusikan ke distrik-distrik," tutur Oscar.
Dia menjelaskan Kementerian Kesehatan sudah melakukan imunisasi ulang atau "Outbreak Response Immunization" (ORI) campak di Kabupaten Asmat.
Sementara pemberian makanan tambahan dimaksudkan untuk mengangkat status gizi bagi masyarakat di Asmat Papua.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat kasus campak sudah terjadi sejak September 2017 dengan 558 kasus.
Untuk kasus di 2018 hingga 11 Januari tercatat sebanyak 29 orang menjalani rawat inap dan 34 orang rawat jalan karena campak.
Sementara data dari Kementerian Kesehatan terkait kasus gizi buruk tercatat sebanyak delapan pasien dengan rincian dua pasien rawat inap, lima pasien rawat jalan, dan satu pasien meninggal dunia.
"Kami dari Kementerian Kesehatan sudah persiapkan untuk memperkuat tim dinas kesehatan di sana dengan mengirim 39 tenaga kesehatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa.
Tenaga kesehatan yang dikirim terdiri dari 11 dokter spesialis, empat dokter umum, tiga perawat bedah, dua penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilans.
Dokter spesialis yang dikirimkan terdiri dari dokter spesialis bedah, spesialis kulit dan kelamin, spesialis ansetesi, spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis gizi klinis, tiga?spesialis anak, dan tiga spesialis penyakit dalam.
Kementerian Kesehatan juga mengirimkan logistik untuk kebutuhan pencegahan peningkatan kasus seperti 1.100 vial vaksin campak, 3 ton pemberian makanan tambahan, dan 2.000 tablet disinfektan untuk membuh bakteri di genangan-genangan air bersih.
"Vaksin campak sudah kami kirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat sebanyak 1.100 vial. Sudah mulai didistribusikan ke distrik-distrik," tutur Oscar.
Dia menjelaskan Kementerian Kesehatan sudah melakukan imunisasi ulang atau "Outbreak Response Immunization" (ORI) campak di Kabupaten Asmat.
Sementara pemberian makanan tambahan dimaksudkan untuk mengangkat status gizi bagi masyarakat di Asmat Papua.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat kasus campak sudah terjadi sejak September 2017 dengan 558 kasus.
Untuk kasus di 2018 hingga 11 Januari tercatat sebanyak 29 orang menjalani rawat inap dan 34 orang rawat jalan karena campak.
Sementara data dari Kementerian Kesehatan terkait kasus gizi buruk tercatat sebanyak delapan pasien dengan rincian dua pasien rawat inap, lima pasien rawat jalan, dan satu pasien meninggal dunia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: