Bantul (ANTARA news) - Pengusaha muslim di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Tanpa Riba akan mengadakan seminar internasional tentang berbisnis tanpa utang untuk membagikan ilmu menjadi pengusaha tanpa riba.

"Seminar bertajuk `Sukses Mengembangkan Harta Tanpa Riba` itu akan diadakan di sebuah hotel syariah di Jalan Janti-Gedongkuning Banguntapan, Kabupaten Bantul, pada 17 dan 18 Januari 2018," kata Ketua komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR) Rasda Tajuddin di Bantul, Senin.

Menurut dia, seminar tersebut dilatarbelakangi banyaknya bahkan mencapai 90 persen pengusaha muslim di DIY yang terjerat utang dengan riba untuk memulai bisnis atau berusaha serta memperbesar usaha yang sudah berkembang.

Padahal, kata dia, tidak sedikit pengusaha yang jatuh miskin akibat terjerat utang dan riba sebab angsuran yang tinggi menjadi salah satu faktor mereka justru kehilangan lebih banyak hartanya untuk membayar kewajiban tersebut.

"Atas dasar keprihatinan banyaknya pengusaha yang jatuh karena utang dan riba, kami ingin membagikan ilmu menjadi pengusaha tanpa riba. Seminar ini bertujuan mengedukasi pentingnya serta keuntungan memulai berbisnis tanpa riba," katanya.

Menurut dia, komunitas MTR merupakan komunitas yang terdiri dari ustad, pengusaha muslim dari berbagai kalangan baik mahasiswa, praktisi ekonomi syariah, mantan karyawan lembaga perbankan dan sebagainya yang peduli atas kondisi para pengusaha terjerat utang.

"Bisnis itu tidak selalu harus pakai utang dan salah satu ajaran Islam, berbisnis tanpa riba dengan melakukan Syirkah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah. Perbaiki bisnis kita tanpa riba dan dipastikan bisnis akan berkembang tanpa harus berutang," katanya.

Rasda mengatakan, menjadi pengusaha sukses yang membawahi banyak jaringan bisnis sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja, namun harus dan wajib memiliki mimpi menjadi pengusaha sukses dengan banyak berusaha dan jaringan yang kuat.

Oleh sebab itu, seminar internasional yang akan menghadirkan narasumber ustad pendiri komunitas MTR dan ahli lainnya itu bisa dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai penjuru Tanah Air bahkan dari luar negeri seperti Arab Saudi.

"Target kami setelah mereka mengikuti seminar, kami dapat berbagi ilmu dan saling menguatkan pengusaha muslim supaya mereka dapat berusaha dan berbisnis dengan sistem dan SDM tangguh, kokoh yang dapat mengembangkan usaha tanpa utang," katanya.

Sebab, ia menambahkan, sangat ironis sekali karena saat ini hampir 90 persen pengusaha muslim terjerat utang dan riba.

"Dengan edukasi dan seminar semacam ini, kami berharap dan menargetkan dapat mengurangi sebanyak 50 persen pengusaha muslim yang terjerat utang dan riba," kata Rasda.