Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar antarbank di Jakarta, Senin sore, menguat 17 poin menjadi Rp13.336 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup pada Rp13.353 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang dunia menyusul kabar mengenai pengurangan stimulus moneter bank sentral Jepang (BoJ).
"Pelemahan dolar AS serta outlook pengurangan pembelian obligasi jangka panjang oleh BOJ menjadi sentimen utama pemicu penurunan dolar AS, situasi itu berdampak pada kenaikan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah," kata Faisyal.
Di sisi lain, lanjut dia, isu penghentian pembelian obligasi Amerika Serikat turut menambah tekanan bagi mata uang dolar AS.
Sementara itu, analis Binaartha Sekukritas Reza priyambada menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri relatif stabil dengan kecenderungan positif menyusul data Badan pusat Statistik mengenai neraca perdagangan yang mencatatkan surplus.
"Data neraca perdagangan yang surplus menunjukkan kondisi ekonomi nasional kondusif," kata Reza.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS, naik dibandingkan surplus pada 2016 yang sebesar 9,53 miliar dolar AS.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.362 per dolar AS.
Rupiah menguat karena trend pelemahan dolar
15 Januari 2018 19:09 WIB
Mata uang rupiah dan dolar AS. (ANTARA/Muhammad Adimaja) ()
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: