Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi ke posisi Rp13.335 dibandingkan sebelumnya Rp13.353 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan kenaikannya seiring data pertumbuhan kredit di dalam negeri, data itu cukup direspon positif pelaku pasar uang," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa data kredit perbankan di dalam negeri sepanjang 2017 tumbuh sebesar 8,1 persen (yoy), atau meningkat tipis dibandingkan 2016 yang sebesar 7,8 persen (yoy). Kredit perbankan diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang membaik dan konsolidasi perbankan yang segera tuntas.

Di sisi lain, lanjut dia, menguatnya sejumlah mata uang di kawasan Asia dan Eropa yang juga mengalami apresiasi terhadap dolar AS turut berdampak positif pada nilai tukar domestik. Hal itu dipicu dari pemberitaan bank sentral Eropa (ECB) yang akan menghentikan program stimulus moneternya.

Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali mengalami apresiasi menambah sentimen positif bagi mata uang berbasis komoditas. Terpantau, harga minyak jenis WTI Crude pada Senin (15/1) ini naik 0,17 persen ke level 64,41 dolar AS per barel. Sementara minyak jenis Brent Crude naik 0,03 persen ke posisi 69,89 dolar AS per barel.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova menambahkan bahwa pelaku pasar uang di dalam negeri juga optimistis terhadap data perdagangan ekspor dan impor Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pekan ini akan kembali mencatatkan surplus.

Ia mengatakan bahwa dengan kinerja ekspor dan impor yang mencatatkan hasil positif maka akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja nerava transaksi berjalan Indonesia ke depannya.