Yangon (ANTARA News) - Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan adalah "positif" bahwa militer negara itu memikul tanggung jawab atas tindakan pasukan setelah militer menyatakan para tentara terlibat dalam pembunuhan 10 muslim Rohingya yang ditangkap.

Militer Myanmar pada Rabu menyatakan bahwa tentara dan warga desa Buddha membunuh 10 "teroris" muslim di satu desa di negara bagian Rakhine pada awal September dan bahwa tindakan akan diambil terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, ketika ditanya mengenai pengakuan kesalahan yang disampaikan militer yang dikenal sebagai Tatmadaw, Suu Kyi mengatakan: "Tatmadaw menginvestigasi dan akan mengambil tindakan yang diperlukan mengenai tindakan itu."

"Ini langkah baru bagi negara kami," katanya dalam transkrip pernyataannya yang diunggah ke halaman Facebook dia.

"Saya melihatnya demikian karena satu negara harus mengambil tanggung jawab untuk penegakan hukum di negara, dan ini langkah pertama di jalan pengambilan tanggung jawab dan ini satu hal yang positif," katanya sebagaimana dikutip Reuters.

Suu Kyi jarang berbicara kepada media dan tidak banyak bicara di publik mengenai krisis di negara bagian barat.

Militer, yang tidak berada di bawah kendali pemerintahan sipil, melancarkan serangan balasan di negara bagian Rakhine sebagai tanggapan terhadap serangan militan Rohingya pada 25 Agustus, memicu eksodus 650.000 lebih warga desa-desa Rohingya ke Bangladesh.

Ketika ditanya jika pengungkapan mengenai pembunuhan di desa Inn Din, sekitar 50 kilometer utara ibu kota negara bagian Sittwe, bisa menjadi perhatian bagi para pengungsi yang diminta kembali, Suu Kyi mengatakan: "Some orang mungkin takut, tapi ini bukan sesuatu yang terjadi sekarang."

"Ini adalah investigasi satu kasus yang terjadi sebelumnya. Jadi melakukan investigasi ini adalah bagian dari pencegahan supaya kasus serupa tidak terjadi lahi kemudian."

Suu Kyi berbicara menyusul satu pertemuan di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, tempat Kono meminta dia menjamin permukiman kembali secara "aman dan sukarela" bagi mereka yang sudah mengungsi menurut kantor berita Jepang, Kyodo.

Menteri Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa Tokyo, salah satu donor bantuan luar negeri terbesar bagi Myanmar, berencana memberikan sekitar 20 juta dolar AS untuk dukungan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya.

"Jepang ingin secara aktif membantu upaya Myanmar," kata Kono dalam konferensi pers itu sebagaimana dikutip Kyodo.

Myanmar dan Bangladesh sudah membahas satu rencana repatriasi pengungsi. Sebelum konferensi pers di Myanmar, pemerintah Jepang mengumumkan akan memberikan bantuan senilai tiga juta dolar AS bagi Myanmar untuk membantu memfasilitasi pemulangan para pengungsi Rohingya.