Washington (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Panama John D. Feeley telah mengundurkan diri, dan mengatakan kepada Departemen Luar Negeri AS bahwa dirinya tidak lagi merasa bisa dan gagal melayani Presiden Donald Trump.

"Sebagai seorang staf dinas luar negeri junior, saya menandatangani sumpah untuk dengan setia melayani presiden dan pemerintahannya tanpa berpolitik, bahkan ketika saya mungkin tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan tertentu," kata Feeley, menurut petikan surat pengunduran dirinya yang dikutip kantor berita Reuters, Jumat (12/1).

Feeley adalah seorang diplomat karier dan mantan pilot helikopter Korps Marinir AS (USMC).

"Instruktur-instruktur saya telah menjelaskan bahwa kalau saya yakin tidak bisa menjalankannya, menjadi kehormatan bagi saya untuk mengundurkan diri. Kini sudah saatnya," catat Feeley, mengemukakan prinsipnya sesuai surat tugas diplomatik dan ketaatan profesi.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS membenarkan bahwa Dubes Feeley sudah mundur.

Jubir itu mengatakan bahwa Feeley "telah memberi tahu Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Panama soal keputusannya untuk mengundurkan diri karena alasan pribadi, terhitung tanggal 9 Maret tahun ini."

Steve Goldstein selaku pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pengunduran diri Feely tidak ada hubungannya dengan dugaan penggunaan tidak senonoh yang dilontarkan Trump.

Presiden AS itu dalam suatu pertemuan pada Kamis diduga mengeluarkan kata tidak senonoh dalam menyebut Haiti dan negara-negara Afrika. Trump sendiri membantah mengeluarkan kata tersebut.

Ketika berbicara kepada para wartawan, Goldstein mengatakan dirinya sudah mengetahui rencana pengunduran diri Feely 24 jam sebelumnya, sebelum Trump diduga mengeluarkan perkataan itu.

Goldstein mengatakan bahwa, menurut pemahamannya, duta besar untuk Panama tersebut mengundurkan diri karena "alasan pribadi."

"Semua orang punya batas yang tidak akan mereka langgar," kata Goldstein kepada para wartawan di Kementerian Luar Negeri AS.

Ia menambahkan, "Jika sang duta besar merasa sudah tidak bisa lagi menjalankan tugasnya ... beliau sudah membuat keputusan yang tepat dan kami menghormati itu."