Sungailiat (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beralih mengkonsumsi beras lokal dari Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, karena kualitas beras cukup baik seperti beras impor yang mengalami kenaikan.

"Saat ini harga beras impor naik, sehingga masyarakat beralih mengkonsumsi beras lokal," kata Kasi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Perdagangan Herizon di Sungailiat, Jumat.

Ia menjelaskan peningkatan konsumsi beras lokal ini berdasarkan hasil survei harga dan pengawasan di pasar. Harganya standar dan kualitasnya bagus, hanya saja produsen belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Berdasarkan survei di lapangan harga beras premium di pasar Sungailiat naik, misalnya merek RM dari Rp12.000 naik menjadi Rp13.000 per kilogram,

Demikian juga beras merek 118 dari Rp128.000 naik Rp130.000 per karung (satuan isi 15 kilogram).

Ia melanjutkan kenaikan harga ini untuk ukuran RM dan TR kiloan rata-rata 8,33 persen. Lalu untuk RM 5 kg 4,17 persen dan RM 10 kg 4,80 persen, sedangkan untuk RM dan TR 15 kg 5,24 persen dan jenis 118 ukuran 5 kg 1,56 persen.

"Ini terjadi setiap akhir dan awal tahun, pedagang menaikkan harga karena distributor di Pangkalpinang terlebih dulu naik harga dengan alasan cuaca buruk dan biaya transportasi" jelasnya.

Ia menambahkan hingga saat ini belum menerima edaran atau arahan dari pemerintah provinsi, terkait program gubernur untuk menstabilkan harga beras dengan menyuplai 1.200 ton ketujuh kabupaten/kota.

"Kalau informasi dari teman di provinsi, saya sudah terima, untuk edarannya yang belum terkait teknis penyalurannya," katanya.