Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa mengumumkan rencana menggalang dana satu miliar euro (sekitar Rp16,09 triliun) untuk menyusul China dan dan negara-negara lain membuat komputer supercepat guna meningkatkan ekonomi Eropa, memajukan sektor medis dan memerangi peretasan.

China sudah mengungguli Amerika Serikat dalam jumlah dan performa superkomputer dalam peringkat November tahun lalu, disusul oleh negara non-Uni Eropa, Swiss, dan Jepang di posisi ketiga dan keempat.

"Ini persaingan yang sulit dan saat ini Uni Eropa tertinggal: kita tidak memiliki satu pun superkomputer di sepuluh besar dunia," kata Andrus Ansip, wakil presiden Komisi Eropa untuk pasar tunggal digital.

Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa, menyatakan akan menyumbang sekitar 486 juta euro sekitar Rp7,82) untuk infrastruktur High Performance Computing (EuroHPC), yang kemudian akan ditambahi oleh negara-negara Uni Eropa lainnya.

"Kami ingin memberi para peneliti dan perusahaan Eropa kapasitas superkomputer terdepan di dunia sebelum 2020," kata Ansip dalam pernyataan yang dikutip AFP.

Brussel menyatakan akan membantu mengembangkan kecerdasan buatan dan aplikasi untuk meningkatkan kesehatan, keamanan dan teknik, serta membantu memprediksi rute badai dan simulasi gempa bumi.

Para peneliti Eropa berisiko memberikan informasi rahasia atau sensitif saat mereka makin banyak memproses data di luar UE untuk menjalankan tugas kalau superkomputer terbaik tidak ada, kata Komisi sebagaimana dikutip AFP. (mr)