KKP: pertumbuhan ekspor perikanan Indonesia lampaui China
11 Januari 2018 15:44 WIB
Pekerja membongkar muat ikan tuna kualitas ekspor di salah satu tempat penampungan di Desa Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Kamis (10/3). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz)
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengatakan, pertumbuhan nilai ekspor komoditas perikanan Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini dapat melampaui pertumbuhan nilai ekspor komoditas perikanan China.
"Dibandingkan dengan beberapa negara pesaing seperti China, Thailand, Vietnam dan Filipina, tren pertumbuhan nilai ekspor dan neraca perdagangan Indonesia meningkat lebih tinggi selama periode 2012-2016," kata Nilanto Perbowo di Jakarta, Kamis.
Nilanto mengungkapkan, pertumbuhan nilai ekspor RI naik 2,31 persen per tahun dalam periode 2012-2016, dan pertumbuhan neraca perdagangannya naik 2,67 persen per tahun.
Sedangkan pertumbuhan nilai ekspor China pada periode yang sama naik 2,29 persen per tahun dan neraca perdagangan negara itu naik hanya sebesar 0,60 persen per tahun.
Sementara sesama negara ASEAN seperti Vietnam, nilai ekspornya tumbuh 1,45 persen per tahun serta neraca perdaganganya malah turun 15,14 persen per tahun. Begitu pula dengan Filipina yang nilai ekspornya naik 0,32 persen per tahun dan neraca perdagangannya turun 6,75 persen per tahun.
Berdasarkan tujuan utama pasar ekspor, pada periode 2016-2017 diketahui bahwa kenaikan ekspor komoditas perikanan Indonesia ke Amerika Serikat naik 12,82 persen, ke Jepang naik 8,31 persen, ke ASEAN naik 3,42 persen, ke China naik 11,28 persen, dan ke Uni Eropa naik 9,38 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta tidak ada lagi penenggelaman kapal pada 2018 karena pemerintah ingin fokus pada upaya peningkatan produksi dan ekspor perikanan.
"Dibandingkan dengan beberapa negara pesaing seperti China, Thailand, Vietnam dan Filipina, tren pertumbuhan nilai ekspor dan neraca perdagangan Indonesia meningkat lebih tinggi selama periode 2012-2016," kata Nilanto Perbowo di Jakarta, Kamis.
Nilanto mengungkapkan, pertumbuhan nilai ekspor RI naik 2,31 persen per tahun dalam periode 2012-2016, dan pertumbuhan neraca perdagangannya naik 2,67 persen per tahun.
Sedangkan pertumbuhan nilai ekspor China pada periode yang sama naik 2,29 persen per tahun dan neraca perdagangan negara itu naik hanya sebesar 0,60 persen per tahun.
Sementara sesama negara ASEAN seperti Vietnam, nilai ekspornya tumbuh 1,45 persen per tahun serta neraca perdaganganya malah turun 15,14 persen per tahun. Begitu pula dengan Filipina yang nilai ekspornya naik 0,32 persen per tahun dan neraca perdagangannya turun 6,75 persen per tahun.
Berdasarkan tujuan utama pasar ekspor, pada periode 2016-2017 diketahui bahwa kenaikan ekspor komoditas perikanan Indonesia ke Amerika Serikat naik 12,82 persen, ke Jepang naik 8,31 persen, ke ASEAN naik 3,42 persen, ke China naik 11,28 persen, dan ke Uni Eropa naik 9,38 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta tidak ada lagi penenggelaman kapal pada 2018 karena pemerintah ingin fokus pada upaya peningkatan produksi dan ekspor perikanan.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: