Denpasar (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali akan mengintensifkan sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah untuk meminimalkan uang palsu menjelang Pilkada 2018.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Karana, di Denpasar, Rabu, mengatakan, mereka menyebarkan tim khusus melakukan sosialisasi ke sejumlah kabupaten.

Dia optimistis peredaran uang palsu akan bisa ditekan saat ajang pesta demokrasi lima tahunan, mengingat pihak kepolisian juga akan ikut turun tangan memberantas peredaran uang palsu itu.

Menurut dia, upaya sosialisasi menjadi salah satu cara antisipasi mengingat peredaraan uang palsu saat Pilkada disebut meningkat sulit dibuktikan kebenarannya.

Karana mengatakan, apabila masyarakat menemukan uang palsu agar diserahkan ke polisi.

Bagi masyarakat yang curiga atau menemukan uang palsu saat momentum pilkada, ia berharap bisa melakukan laporan ke bank kemudian bank akan meminta klarifikasi ke Bank Indonesia.

Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menguji keaslian rupiah yakni dengan menerapkan prinsip 3D yakni dilihat, diraba terasa kasar dan diterawang ada tanda air.

Selama 2017, dia mengatakan total uang palsu ditemukan mencapai 4.730 lembar atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 mencapai 5.594 lembar dan pada 2015 mencapai 4.744 lembar.

"Uang palsu itu tidak ada nilainya sehingga kami sebut lembar," ucapnya sembari menambahkan menurunnya temuan uang palsu menandakan masyarakat sudah memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah.