Presiden: Pemerintah Daerah berperan penting pembebasan lahan
9 Januari 2018 21:10 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono (kanan) dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan tiga proyek strategis nasional di Desa Raknamo, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (9/1). Tiga proyek strategis nasional yang diresmikan itu adalah Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha) (Antara Foto/Kornelis Kaha)
Bendungan Raknamo, NTT (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah daerah provinsi maupun kapubaten/kota memiliki peran yang sangat penting dalam mempercepat pembangunan infrastruktur terutama berkaitan dengan pembebasan lahan.
"Pemerintah daerah baik kabupaten kota maupun provinsi itu sangat penting perannya terutama dalam pembebasan lahan agar sebuah proyek infrastruktur bisa masuk dan dimulai kontruksinya," kata Jokowi kepada wartawan di Bendungan Rakanamo, Kabupaten Kupang, Selasa.
Presiden mengatakan hal itu ketika ditanyai terkait dukungan dan peran pemerintah daerah dalam mempercepat berbagai proyek infrastruktur strategis nasional seperti pembangunan bendungan raksasa di daerah-daerah.
Menurut Presiden, kalau pemerintah daerah tidak ikut mati-matian untuk pembebasan lahan maka pembangunan infrastruktur akan terus diundur.
"Ini yang kejadian di lain tempat seperti itu, saya sudah bolak-balik menyampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota agar setiap proyek-proyek besar yang ada di wilayah masing-masing agar yang namanya pembebasan lahan itu betul-betul di back up, dibantu untuk segera diselesaikan," katanya.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan telah memerintahkan agar pembangunan tujuh bendungan yang menyebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur segera diselsaikan.
Tujuh bendungan itu di antaranya, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, kemudian Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka, Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Bendungan Kolhua di Kota Kupang, dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.
Ia mengatakan, pembangunan bendungan yang sudah selesai seperti Raknamo harus dipastikan agar sambungan irigasinya sudah ada dan tersambung sampai ke sawah-sawah para petani.
"Karena saya pernah lihat ada beberapa bendungan seperti yang di Aceh barat, saya lihat bendungannya ada, airnya ada, irigasinya tidak ada, terus bendungan ini untuk apa," katanya.
Presiden mengingatkan agar jangan sampai persoalan yang sama juga terjadi di Nusa Tenggara Timur.
"Tanggung jawab gubernur ada, bupati, wali kota ada, siapa memiliki bagian atau tanggung jawab yang mana," katanya.
Ia mengatakan, setelah Bendungan Raknamo yang dibangunn dengan kapasitas tampung hingga 14 juta kubik air dengan menghabiskan anggaran negara mencapai Rp750 miliar itu diresmikan, nantinya ia akan datang kembali ke daerah setempat untuk memeriksa pemanfaatannya.
"Saya akan datang lagi nanti untuk mengecek agar betul-betul air yang tertampung ini bisa disalurkan hingga ke sawah-sawah petani kita sehingga bisa meningkatkan produksinya," katanya.
"Pemerintah daerah baik kabupaten kota maupun provinsi itu sangat penting perannya terutama dalam pembebasan lahan agar sebuah proyek infrastruktur bisa masuk dan dimulai kontruksinya," kata Jokowi kepada wartawan di Bendungan Rakanamo, Kabupaten Kupang, Selasa.
Presiden mengatakan hal itu ketika ditanyai terkait dukungan dan peran pemerintah daerah dalam mempercepat berbagai proyek infrastruktur strategis nasional seperti pembangunan bendungan raksasa di daerah-daerah.
Menurut Presiden, kalau pemerintah daerah tidak ikut mati-matian untuk pembebasan lahan maka pembangunan infrastruktur akan terus diundur.
"Ini yang kejadian di lain tempat seperti itu, saya sudah bolak-balik menyampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota agar setiap proyek-proyek besar yang ada di wilayah masing-masing agar yang namanya pembebasan lahan itu betul-betul di back up, dibantu untuk segera diselesaikan," katanya.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan telah memerintahkan agar pembangunan tujuh bendungan yang menyebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur segera diselsaikan.
Tujuh bendungan itu di antaranya, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, kemudian Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka, Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Bendungan Kolhua di Kota Kupang, dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.
Ia mengatakan, pembangunan bendungan yang sudah selesai seperti Raknamo harus dipastikan agar sambungan irigasinya sudah ada dan tersambung sampai ke sawah-sawah para petani.
"Karena saya pernah lihat ada beberapa bendungan seperti yang di Aceh barat, saya lihat bendungannya ada, airnya ada, irigasinya tidak ada, terus bendungan ini untuk apa," katanya.
Presiden mengingatkan agar jangan sampai persoalan yang sama juga terjadi di Nusa Tenggara Timur.
"Tanggung jawab gubernur ada, bupati, wali kota ada, siapa memiliki bagian atau tanggung jawab yang mana," katanya.
Ia mengatakan, setelah Bendungan Raknamo yang dibangunn dengan kapasitas tampung hingga 14 juta kubik air dengan menghabiskan anggaran negara mencapai Rp750 miliar itu diresmikan, nantinya ia akan datang kembali ke daerah setempat untuk memeriksa pemanfaatannya.
"Saya akan datang lagi nanti untuk mengecek agar betul-betul air yang tertampung ini bisa disalurkan hingga ke sawah-sawah petani kita sehingga bisa meningkatkan produksinya," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: