Jakarta (ANTARA News) - Rangkaian kereta (rolling stock) untuk kereta api ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) akan mengutamakan konten lokal di mana semua pemangku kepentingan dalam negeri dalam produksi kereta akan dilibatkan.

"Kami ramai-ramai sepakat dengan semua `stakeholder` yang hadir bahwa kita mau bikin `local content`. Semua terlibat, ada BPPT, ada INKA, ada KAI, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN," kata Luhut dalam acara "Afternoon Tea" bersama wartawan di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa.

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan pihaknya menggelar rapat koordinasi Selasa siang untuk membahas pengadaan rangkaian kereta untuk proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan bisa beroperasi 2019.

Luhut mengatakan dengan mengedepankan konten lokal dalam proyek tersebut, ia berharap hal itu akan mendorong kebangkitan industri dalam negeri.

Menurut dia, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengembangkan industri perkeretaapian. PT INKA sendiri sebagai BUMN produsen kereta api juga telah memiliki kisah sukses dalam proyek kereta api bandara dan LRT Palembang.

"Kalau ini momentum jalan, maka Indonesia?secara bertahap dan pasti masuk ke dalam pembangunan industri dalam negeri," katanya seraya menjelaskan PT LEN Industri dan PT Barata Indonesia akan juga masuk dalam pengadaan kereta LRT Jabodebek.

Kendati demikian, Luhut mengatakan pemerintah tidak akan gegabah untuk sepenuhnya mengandalkan dalam negeri karena tetap membutuhkan konsultasi dengan pihak yang lebih berpengalaman.

Selain itu, propulsi atau motor penggerak kereta listrik juga akan tetap diimpor walaupun tetap disyaratkan adanya alih teknologi.

"Kami sepakat akan menyiapkan konsultan asing untuk memonitor pembangunan, sehingga kualitasnya juga tidak kurang. Propulsi kita akan pakai tetap dari luar karena kita belum bisa bikin mesinnya. Tapi kita minta alih teknologi," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama INKA Muhammad Nur Shodiq mengatakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pengadaan rangkaian kereta ditargetkan minimal sebesar 42 persen.

"Kami rencananya untuk LRT Jabodebek, kita bisa untuk TKDN minimal 42 persen. Tapi kita berharap bisa lebih dari itu," katanya.

INKA akan bekerjasama dengan investor utama proyek senilai Rp29,9 triliun itu, PT KAI, untuk memproduksi rangkaian kereta dalam waktu 15 bulan. Pekerjaan pengadaan kereta akan dimulai 15 Januari 2018.

Ada pun anggaran pengadaan rangkaian kereta adalah Rp4,05 triliun yang sudah termasuk dalam total anggaran proyek secara keseluruhan.