Presiden resmikan tiga proyek strategis di NTT
9 Januari 2018 20:25 WIB
Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat di kabupaten paling ujung NKRI yang terletak di pulau paling selatan Indonesia, yakni di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT),Selasa (9/1/2018). (Foto: Biro Pers Setpres)
Bendungan Raknamo, NTT (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo meresmikan tiga proyek strategis nasional di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, Selasa, yaitu Bendungan Rakanmo serta Pos Lintas Batas Negara di Wini dan Motamasing.
Tiga proyek strategis itu diresmikan Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja didampingi Ibu Negara Iriana Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Gubernur NTT bersama para bupati/wali kota se-Daratan Timor, serta masyarakat di kecamatan setempat.
Presiden Jokowi dalam peresmian yang dipusatkan di Bendungan Rakanmo, Kecamatan Amabi Ofeto, Kabupaten Kupang, mengatakan pengerjaan Bendungan Raknamo selesai lebih cepat dari waktu yang ditargetkan.
"Perkiraan waktu pengerjaan Bendungan Rakanamo ini akan selesai lima tahun, tapi saya tawar lagi menjadi empat tahun, namun sekarang dalam waktu tiga tahun sudah selesai karena dikerjakan siang dan malam," katanya.
Presiden menyampaikan rasa syukurnya atas pembangunan bendungan yang menelan anggaran negara hingga Rp760 miliar dengan daya tampung mencapai 14 juta kubik air itu berjalan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan sebagai hasil kerja keras Kementerian PUPR serta gubernur dan bupati/wali kota di sekitar lokasi bendungan itu.
"Masyarakat di Pulau Timor juga tentu bersuka cita karena bendungan yang sudah lama kita nanti-nantikan ini sebentar lagi akan segera dilakukan pengisian airnya," katanya.
Presiden mengatakan, setiap kunjungannya ke NTT selalu mendapati masalah utama yang dihadapi masyarakat di provinsi setempat yaitu kekurangan air yang jika dapat diselesaikan, kondisi ekonomi dan kesejahteraan akan meningkat.
"Keluhan utama tetap sama yaitu air. Oleh sebab itu pada saat saya sampaikan bahwa seluruh Tanah Air di Indonesia akan dibangun 49 bendungan, Gubernur NTT Pak Frans menyampaikan ke saya dan pertama diberikan tiga lalu minta untuk ditambah dua, kemudian minta tambah lagi dua sehingga sekarang menjadi tujuh bendungan untuk NTT," katanya.
Ia mengatakan, alokasi bendungan untuk NTT merupakan yang terbanyak dibandingkan berbagai provinsi lainnya yang hanya berkisar satu atau dua bendungan.
Presiden menyebut sejumlah bendungan yang dialokasikan untuk provinsi berbasiskan kepulauan itu di antaranya Raknamo dan Manikin di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Kabupaten Belu, Kolhua di Kota Kupang, Napunggete di Kabupaten Sikka, dan Lambo di Kabupaten Nagekeo.
Pembangunan bendungan itu, menurut Jokowi, merupakan jawaban atas kerinduan panjang masyarakat di provinsi itu akan sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan juga untuk pemenuhan kebutuhan air baku, dan juga untuk pembangkit tenaga listrik.
Selain bendungan, Presiden juga meresmikan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Motamasi di Kabupaten Malaka.
Ia mengatakan, pembangunan tiga PLBN (ditambah Motaain di Kabupaten Belu) yang ada di Pulau Timor yang sudah selesai dengan megah itu menjadi perhatiannya karena merupakan wajah terdepan NKRI.
Menurutnya, kondisi PLBN tersebut sudah dua kali lebih dari negara tetangga Timor Leste dan akan dibanguna pula pasar-pasar moderen di perbatasan sehingga masyarakat bisa mengekspor produk-produknya.
"Saya yakin banyak produk dari NTT yang diminati negara tetangga dan ini harus kita respon, kita tangkap peluang-peluang ini dengan baik sehingga ekspor kita akan naik," katanya.
Pada akhir acara peresmian itu, Presiden bersama rombongan melakukan peninjauan langsung kondisi Bendungan Raknamo sebelum dilakukan penggenangan air yang diperkirakan akan penuh selama 18 bulan atau dua kali musim hujan itu.
Tiga proyek strategis itu diresmikan Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja didampingi Ibu Negara Iriana Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Gubernur NTT bersama para bupati/wali kota se-Daratan Timor, serta masyarakat di kecamatan setempat.
Presiden Jokowi dalam peresmian yang dipusatkan di Bendungan Rakanmo, Kecamatan Amabi Ofeto, Kabupaten Kupang, mengatakan pengerjaan Bendungan Raknamo selesai lebih cepat dari waktu yang ditargetkan.
"Perkiraan waktu pengerjaan Bendungan Rakanamo ini akan selesai lima tahun, tapi saya tawar lagi menjadi empat tahun, namun sekarang dalam waktu tiga tahun sudah selesai karena dikerjakan siang dan malam," katanya.
Presiden menyampaikan rasa syukurnya atas pembangunan bendungan yang menelan anggaran negara hingga Rp760 miliar dengan daya tampung mencapai 14 juta kubik air itu berjalan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan sebagai hasil kerja keras Kementerian PUPR serta gubernur dan bupati/wali kota di sekitar lokasi bendungan itu.
"Masyarakat di Pulau Timor juga tentu bersuka cita karena bendungan yang sudah lama kita nanti-nantikan ini sebentar lagi akan segera dilakukan pengisian airnya," katanya.
Presiden mengatakan, setiap kunjungannya ke NTT selalu mendapati masalah utama yang dihadapi masyarakat di provinsi setempat yaitu kekurangan air yang jika dapat diselesaikan, kondisi ekonomi dan kesejahteraan akan meningkat.
"Keluhan utama tetap sama yaitu air. Oleh sebab itu pada saat saya sampaikan bahwa seluruh Tanah Air di Indonesia akan dibangun 49 bendungan, Gubernur NTT Pak Frans menyampaikan ke saya dan pertama diberikan tiga lalu minta untuk ditambah dua, kemudian minta tambah lagi dua sehingga sekarang menjadi tujuh bendungan untuk NTT," katanya.
Ia mengatakan, alokasi bendungan untuk NTT merupakan yang terbanyak dibandingkan berbagai provinsi lainnya yang hanya berkisar satu atau dua bendungan.
Presiden menyebut sejumlah bendungan yang dialokasikan untuk provinsi berbasiskan kepulauan itu di antaranya Raknamo dan Manikin di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Kabupaten Belu, Kolhua di Kota Kupang, Napunggete di Kabupaten Sikka, dan Lambo di Kabupaten Nagekeo.
Pembangunan bendungan itu, menurut Jokowi, merupakan jawaban atas kerinduan panjang masyarakat di provinsi itu akan sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan juga untuk pemenuhan kebutuhan air baku, dan juga untuk pembangkit tenaga listrik.
Selain bendungan, Presiden juga meresmikan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Motamasi di Kabupaten Malaka.
Ia mengatakan, pembangunan tiga PLBN (ditambah Motaain di Kabupaten Belu) yang ada di Pulau Timor yang sudah selesai dengan megah itu menjadi perhatiannya karena merupakan wajah terdepan NKRI.
Menurutnya, kondisi PLBN tersebut sudah dua kali lebih dari negara tetangga Timor Leste dan akan dibanguna pula pasar-pasar moderen di perbatasan sehingga masyarakat bisa mengekspor produk-produknya.
"Saya yakin banyak produk dari NTT yang diminati negara tetangga dan ini harus kita respon, kita tangkap peluang-peluang ini dengan baik sehingga ekspor kita akan naik," katanya.
Pada akhir acara peresmian itu, Presiden bersama rombongan melakukan peninjauan langsung kondisi Bendungan Raknamo sebelum dilakukan penggenangan air yang diperkirakan akan penuh selama 18 bulan atau dua kali musim hujan itu.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: