Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya membantah kunjungannya ke museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Gayungsari Timur Kota Surabaya, Senin, terkait dengan adanya rencana maju sebagai bakal Cagub atau Cawagub di Pilkada Jawa Timur 2018.

Saat ditanya sejumlah wartawan maksud kedatangannya ke museum NU tersebut, Risma tidak menyebutkan alasannya yang pasti karena hanya berkunjung biasa.

"Tidak ada alasan, hanya berkunjung biasa. Saya ingin ketemu mas Muhibin (Ketua PC NU Surabaya) mau ngomong soal barang-barang di rumah yang akan dibawa ke museum ini," kata Risma.

Saat dikaitkan kunjungannya kali ini dengan agenda Pilkada Jatim, Risma mengelak. Menurut Risma kunjungannya hanya menyambung silaturahmi karena dirinya merupakan bagian dari keluarga Nahdliyin.

"Tidak ada soal itu. Ini hanya kunjungan biasa," kata Risma.

Risma saat berkunjung ke museum NU didampingi Ketua PC NU Surabaya Ahmad Muhibin Zuhri, Pendiri Museum NU Choirul Anam.

Risma menceritakan bahwa kakek buyut Risma dari ayahnya yang bernama Jayadi termasuk salah satu pendiri Nahdlatul Ulama.

"Kakek buyutku itu salah satu pendiri NU di kampung Ndeles," kata Risma.

Ia juga bercerita tentang perjuangan Ayahnya yang ikut berperang melawan penjajah saat resolusi jihad digaungkan pada saat Kemerdekaan RI. Risma mengatakan bahwa ayahnya dulu sering bercerita bahwa setiap pejuang diberikan ilmu khusus agar kebal tembak.

"Sayang saya tidak simpan bajunya yang bolong kena peluru. Dulu itu ngumpulnya di salah satu kampung di Blauran," ujarnya.

Seperti diketahui dalam Pilkada Jatim 2018 ini, suara dari warga Nahdliyin merupakan mayoritas warga Jatim yang dianggap sebagai kunci pemenangan bagi tiap-tiap cagub dan cawagub.

Apalagi kabar yang beredar Risma diperkirakan akan menjadi bakal Cawagub Jatim menggantikan posisi Azwar Anas yang mengundurkan diri dengan mendampingi bakal Cagub Syaifullah Yusuf. Bahkan kabar lainnya, Risma akan maju sebagai Cagub Jatim yang diusung PDIP dengan koalisi partai lain.