Uni Emirat Arab jadi investor terbesar di Mesir
8 Januari 2018 12:23 WIB
Ilustrasi - Pekerja menaiki unta saat ia menunggu turis di depan Sphinx di Piramida Giza di pinggiran Kairo, Mesir. (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
Kairo (ANTARA News) - Uni Emirat Arab (UEA) merupakan investor terbesar di Mesir dengan investasi senilai 6,2 miliar dolar AS di berbagai sektor jasa dan produksi, kata Menteri Perdagangan dan Industri Mesir dalam sebuah pernyataan pada Minggu (7/1).
"Hubungan perdagangan antara Mesir dengan UEA memperlihatkan kemajuan nyata selama tahap ini," kata Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Tarek Kabil dalam pernyataan tersebut seperti dilaporkan Xinhua.
Menteri tersebut mengatakan bahwa neraca perdagangan antara kedua negara menunjukkan perbedaan dalam impor dan ekspor yang menguntungkan Mesir sebesar 1,5 miliar dolar AS pada 2017, dibandingkan dengan 1,4 miliar dolar AS pada 2016.
Kairo berusaha untuk lebih meningkatkan hubungan dagang dengan Abu Dhabi melalui perluasan jumlah perusahaan Mesir yang mengekspor ke UEA dan mereka yang mengambil bagian dalam pameran di negara Teluk itu, kata Kabil.
Mesir telah mengalami perlambatan ekonomi selama beberapa tahun terakhir, karena gejolak politik dan tantangan keamanan, yang mendorong negara tersebut pada akhir 2016 memulai program reformasi ekonomi tiga tahun yang ketat, termasuk langkah-langkah penghematan, pengurangan subsidi energi dan kenaikan pajak, ditambah mengambangkan kurs mata uang lokal terhadap dolar AS.
Meskipun menyebabkan kenaikan harga-harga dan tingkat inflasi yang tinggi, pelepasan pound Mesir mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendukung rencana reformasi ekonomi Mesir dengan pinjaman 12 miliar dolar AS, setengahnya telah dikirim ke negara Afrika Utara itu.
UEA, bersama dengan negara-negara Teluk yang kaya minyak lainnya termasuk Arab Saudi dan Kuwait, tidak termasuk Qatar, mendukung kepemimpinan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dengan miliaran dolar AS dan berton-ton pasokan minyak, setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsi oleh militer yang dipimpin Sisi pada Juli 2013.
(UU.A026)
"Hubungan perdagangan antara Mesir dengan UEA memperlihatkan kemajuan nyata selama tahap ini," kata Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Tarek Kabil dalam pernyataan tersebut seperti dilaporkan Xinhua.
Menteri tersebut mengatakan bahwa neraca perdagangan antara kedua negara menunjukkan perbedaan dalam impor dan ekspor yang menguntungkan Mesir sebesar 1,5 miliar dolar AS pada 2017, dibandingkan dengan 1,4 miliar dolar AS pada 2016.
Kairo berusaha untuk lebih meningkatkan hubungan dagang dengan Abu Dhabi melalui perluasan jumlah perusahaan Mesir yang mengekspor ke UEA dan mereka yang mengambil bagian dalam pameran di negara Teluk itu, kata Kabil.
Mesir telah mengalami perlambatan ekonomi selama beberapa tahun terakhir, karena gejolak politik dan tantangan keamanan, yang mendorong negara tersebut pada akhir 2016 memulai program reformasi ekonomi tiga tahun yang ketat, termasuk langkah-langkah penghematan, pengurangan subsidi energi dan kenaikan pajak, ditambah mengambangkan kurs mata uang lokal terhadap dolar AS.
Meskipun menyebabkan kenaikan harga-harga dan tingkat inflasi yang tinggi, pelepasan pound Mesir mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendukung rencana reformasi ekonomi Mesir dengan pinjaman 12 miliar dolar AS, setengahnya telah dikirim ke negara Afrika Utara itu.
UEA, bersama dengan negara-negara Teluk yang kaya minyak lainnya termasuk Arab Saudi dan Kuwait, tidak termasuk Qatar, mendukung kepemimpinan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dengan miliaran dolar AS dan berton-ton pasokan minyak, setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsi oleh militer yang dipimpin Sisi pada Juli 2013.
(UU.A026)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: