Amerika Serikat disebut bekukan bantuan untuk pengungsi Palestina
6 Januari 2018 20:42 WIB
Dokumentasi seorang anak Palestina membawa barang-barangnya saat ia berjalan di luar sekolah PBB yang menjadi tempat pengungsian warga Palestina setelah sekolah tersebut menjadi target serangan Israel di Jebalya, Jalur Gaza utara, Rabu (30/7). (REUTERS/Mohammed S)
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat disebut-sebut membekukan bantuan senilai 125 juta dolar AS atau sekitar Rp1,6 trilyun kepada badan PBB, yang mengurus pengungsi Palestina, kata laman berita Azios.
Berita itu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam menghentikan semua bentuk bantuan kepada Palestina.
Namun, sumber dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, belum ada keputusan terkait dana untuk Palestina.
Dana itu, yang nilainya setara dengan sepertiga bantuan tahunan Amerika Serikat kepada Badan Pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA), seharusnya dikirimkan pada 1 Januari, namun ditunda hingga pemerintah di Gedung Putih menyelesaikan peninjauan ulang kebijakan bantuan untuk Otoritas Palestina, kata Axios mengutip sumber diplomat.
Sementara itu, sumber dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang tidak mau jati dirinya diungkapkan, mengatakan, "Berita itu sangat menyesatkan."
"Hanya karena mereka berharap uang itu akan dikirim pada 1 Januari, dan mereka tidak mendapatkannya tepat waktu, tidak berarti dana tersebut dibekukan atau dibatalkan," kata dia.
"Hingga kini kami masih meninjau ulang kebijakan (bantuan terhadap Palestina), dan kami punya waktu sampai pertengahan Januari untuk mengambil keputusan akhir," kata dia.
Saat ditanya apakah keputusan sementara sudah diambil, sumber itu menjawab, "Tidak. Dan berita (Axios) itu oleh karenanya salah."
Trump, Selasa, mengatakan, dia akan menahan semua uang bantuan untuk Palestina, dan menuding mereka "tidak mau lagi merundingkan perdamaian" dengan Israel.
"Kami telah membayar ratusan juta dolar setiap tahunnya dan tidak pernah dihargai atau pun dihormati. Mereka bahkan tidak mau lagi merundingkan pakta perdamaian dengan Israel," kata Trump, dalam Twitter resmi.
"Mengingat Palestina tidak lagi berniat untuk merundingkan perdamaian, lalu untuk apa kami harus terus-menerus membayar mereka," kata Trump.
Menurut laman resmi UNRWA, Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar badan PBB itu dengan bantuan sekitar 370 juta dolar Amerika Serikat sepanjang 2016.
Berita itu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam menghentikan semua bentuk bantuan kepada Palestina.
Namun, sumber dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, belum ada keputusan terkait dana untuk Palestina.
Dana itu, yang nilainya setara dengan sepertiga bantuan tahunan Amerika Serikat kepada Badan Pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA), seharusnya dikirimkan pada 1 Januari, namun ditunda hingga pemerintah di Gedung Putih menyelesaikan peninjauan ulang kebijakan bantuan untuk Otoritas Palestina, kata Axios mengutip sumber diplomat.
Sementara itu, sumber dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang tidak mau jati dirinya diungkapkan, mengatakan, "Berita itu sangat menyesatkan."
"Hanya karena mereka berharap uang itu akan dikirim pada 1 Januari, dan mereka tidak mendapatkannya tepat waktu, tidak berarti dana tersebut dibekukan atau dibatalkan," kata dia.
"Hingga kini kami masih meninjau ulang kebijakan (bantuan terhadap Palestina), dan kami punya waktu sampai pertengahan Januari untuk mengambil keputusan akhir," kata dia.
Saat ditanya apakah keputusan sementara sudah diambil, sumber itu menjawab, "Tidak. Dan berita (Axios) itu oleh karenanya salah."
Trump, Selasa, mengatakan, dia akan menahan semua uang bantuan untuk Palestina, dan menuding mereka "tidak mau lagi merundingkan perdamaian" dengan Israel.
"Kami telah membayar ratusan juta dolar setiap tahunnya dan tidak pernah dihargai atau pun dihormati. Mereka bahkan tidak mau lagi merundingkan pakta perdamaian dengan Israel," kata Trump, dalam Twitter resmi.
"Mengingat Palestina tidak lagi berniat untuk merundingkan perdamaian, lalu untuk apa kami harus terus-menerus membayar mereka," kata Trump.
Menurut laman resmi UNRWA, Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar badan PBB itu dengan bantuan sekitar 370 juta dolar Amerika Serikat sepanjang 2016.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: