Pelaku bom bunuh diri tersebut menyerang masjid di kota Gamboru di negara bagian Borno, dekat perbatasan Nigeria dengan Kamerun, saat sholat subuh, kata Ali Mustapha, seorang pekerja bantuan.
"Saya sedang dalam perjalanan menuju masjid untuk shalat subuh, lalu saya mendengar suara ledakan bom keras di dalam masjid," kata Mustapha kepada Reuters.
"Masjid itu hancur dan terbakar," katanya. "Setelah beberapa jam, ketika kami melakukan evakuasi pada korban, kami melihat 11 jenazah, dengan pelaku bom bunuh diri (jumlah total korban tewas) 12 orang."
Foto setelah ledakan menunjukkan jenazah korban tewas tidak ditutup dan dibariskan di halaman. Sebuah bangunan telah berubah menjadi puing-puing, hanya beberapa bagian dinding sebelah kiri yang tersisa.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, tapi serangan itu menunjukkan ciri-ciri serangan Boko Haram, sebuah kelompok militan yang sering menggunakan bom bunuh diri, seringkali menggunakan pelaku perempuan dan anak perempuan, untuk menyerang ruang publik ramai seperti masjid dan pasar.
Meskipun pernyataan berulang baik dari pemerintah dan militer bahwa pemberontakan telah dikalahkan, Boko Haram terus melakukan serangan mematikan terhadap militer dan warga sipil.
Pekan lalu empat warga sipil terbunuh dalam serangan terduga militan Boko Haram di Maiduguri, kota di Nigeria yang menjadi pusat konflik dengan kelompok IS.
Pada November seorang pembom bunuh diri membunuh setidaknya 50 orang dalam sebuah serangan di sebuah masjid, dalam salah satu pemboman paling mematikan beberapa tahun terakhir.