Wasior (ANTARA News) - Harga cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mencapai Rp100 ribu/kilogram.
Menurut sejumlah pedagang, harga cabai mulai meroket tajam sejak dua hari menjelang tahun baru. Sebelum hari Raya Natal harga cabai daerah tersebut masih berkisar antara Rp50 hingga 55 ribu perkilo.
Menjelang tahun baru, harga melejit ke posisi Rp80 ribu dan terus mengalami kenaikan hingga kini mencapai Rp100 ribu.
Lisna, salah satu pedagang di Pasar Soyar Wasior mengutarakan, kenaikan harga tingkat pedagang dipicu oleh kenaikan harga di tingkat petani.
"Kita jual Rp100 ribu per kilo karena memang kita beli dari petani sudah mahal. Kita belinya Rp90 ribu satu kilo," kata Lisna.
Di daerah ini, umumnya menjualan cabai oleh pedagang kecil dilakukan dengan sistim tumpukan. Mereka mensiasati kenaikan harga ini dengan mengurangi porsi takaran cabai untuk setiap tumpukan kecil seharga 5 ribu maupun tumpukan yang lebih besar seharga 10 ribu.
"Kita kurangi sedikit saja, karena kalau banyak nanti tidak ada yang beli. Asal ada untung sedikit," sebutnya.
Perayaan Natal dan tahun baru sudah berlalu, namun harga sejumlah barang kebutuhan pokok selain cabai di daerah tersebut juga masih relatif tinggi.
Komoditas Bapok lain yang sempat mengalami kenaikan sebelum natal juga rata-rata belum kembali ke harga normal. Bawang merah dan bawang putih masih bertahan pada Rp. 55 ribu per kilo dari semula Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per kilo.
Telur ayam juga masih berada pada harga Rp70 ribu/rak dari sebelumnya RP50 ribu per rak. Begitu pula dengan daging ayam beku yang naik 5 ribu dari harga semula Rp40 ribu hingga Rp45 ribu/ekor.
Cabai rawit di Teluk Wondama Papua Barat capai Rp100 ribu/kg
3 Januari 2018 20:37 WIB
Cabai rawit. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Pewarta: Toyiban
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: