Sampang (ANTARA News) - Polres Sampang, Jawa Timur mengaku masih kesulitan mengungkap pelaku pembunuhan tokoh masyarakat asal Desa Nagesareh, Kecamatan Banyuates oleh orang tak dikenal di rumahnya pada 27 Desember 2017.
"Hingga saat ini kami belum bisa mengungkap siapa pelaku pembunuhan kasus tersebut, meski kami telah mengerahkan personel, khususnya tim intelijen untuk mengendus keberadaan pelaku," ujar Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar di Sampang, Rabu.
Kapolres menjelaskan, pihaknya memang telah memeriksa sejumlah pihak yang diduga memiliki hubungan tokoh masyarakat bernama Kiai Idris asal Dusun Timur Sungai, Desa Nagesareh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, di Pulau Madura itu.
Hanya saja, sambung dia, dari sejumlah pihak yang diperiksa, polisi belum menemukan bukti petunjuk yang mengarah kepada pelaku.
Penyidik juga mencari alat yang digunakan pelaku dan mengungkap motif dibalik pembunuhan tersebut.
Kabar yang berkembang di masyarakat, pembunuhan terhadap tokoh Banyuates itu karena yang bersangkutan tidak bersedia menjual lahan miliknya, untuk perluasan tempat rekreasi di sekitar Waduk Nipah.
Tokoh ini juga dikenal masyarakat sebagai tokoh yang menentang pembangunan Waduk Nipah dan banyak pengikutnya. Namun, versi polisi menyebutkan, Idris bukan tokoh masyarakat, dan ia hanya warga biasa.
Pembunuhan terhadap Idris pertama kali ditemukan oleh istrinya, Mutiah (50) dan anaknya, Abd Kholik (35) di teras depan rumahnya.
Sebelum peristiwa itu terjadi korban tengah menerima dua orang tamu yang tidak dikenal di rumahnya di Desa Nagesareh pada pukul 19.00 WIB.
Berselang waktu sekitar tiga jam, korban ditemukan tewas berlumuran darah dengan luka gorok di leher akibat senjata tajam.
Polisi kesulitan ungkap pembunuh tokoh masyarakat Sampang
3 Januari 2018 09:24 WIB
ilustrasi korban pembunuhan (AntaraNews/Diasty Surjanto)
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: