BPS: tarif angkutan udara picu inflasi Desember
2 Januari 2018 11:59 WIB
Ilustrasi - Sejumlah penumpang antre untuk melakukan chek in di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (23/12/2017). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Spt/17)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan tarif angkutan udara menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Desember 2017 yang tercatat sebesar 0,71 persen.
"Tarif angkutan udara menyumbang inflasi 0,10 persen, karena adanya hari libur Natal dan tahun baru," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan tarif angkutan udara tersebut menjadi penyebab tingginya inflasi di Jayapura sebesar 2,28 persen pada Desember 2017.
Selain tarif angkutan udara, tarif kereta api dan tarif angkutan antar kota-ikut menyumbang inflasi pada periode ini masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen.
Komoditas lainnya yang ikut mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah beras, ikan segar, telur ayam ras dan daging ayam ras.
Beras, ikan segar dan telur ayam ras dalam periode ini masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, sedangkan daging ayam ras menyumbang inflasi 0,07 persen.
Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 2,26 persen pada Desember 2017.
Kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,75 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen.
Juga penyumbang inflasi, adalah kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17 persen, kelompok sandang 0,13 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,07 persen.
"Penyumbang inflasi dari kelompok perumahan adalah bahan bakar rumah tangga yang menyumbang inflasi 0,03 persen, karena sempat terjadi isu kelangkaan elpiji di 60 kota," kata Suhariyanto.
Dalam periode ini, inflasi harga bergejolak juga tercatat sebesar 2,46 persen, diikuti inflasi harga bergejolak sebesar 0,91 persen dan inflasi inti sebesar 0,13 persen.
Secara keseluruhan, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Desember 2017 dan inflasi tahunan (year on year) masing-masing tercatat sebesar 3,61 persen.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), seluruhnya tercatat mengalami inflasi pada Desember 2017.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28 persen dan inflasi terendah terjadi di Sorong sebesar 0,18 persen.
Pencapaian inflasi Desember 2017 ini sedikit lebih tinggi dari inflasi Desember 2016 sebesar 0,42 persen, namun lebih rendah dari inflasi Desember 2015 sebesar 0,96 persen dan inflasi Desember 2014 sebesar 2,46 persen.
"Tarif angkutan udara menyumbang inflasi 0,10 persen, karena adanya hari libur Natal dan tahun baru," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan tarif angkutan udara tersebut menjadi penyebab tingginya inflasi di Jayapura sebesar 2,28 persen pada Desember 2017.
Selain tarif angkutan udara, tarif kereta api dan tarif angkutan antar kota-ikut menyumbang inflasi pada periode ini masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen.
Komoditas lainnya yang ikut mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah beras, ikan segar, telur ayam ras dan daging ayam ras.
Beras, ikan segar dan telur ayam ras dalam periode ini masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, sedangkan daging ayam ras menyumbang inflasi 0,07 persen.
Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 2,26 persen pada Desember 2017.
Kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,75 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen.
Juga penyumbang inflasi, adalah kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17 persen, kelompok sandang 0,13 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,07 persen.
"Penyumbang inflasi dari kelompok perumahan adalah bahan bakar rumah tangga yang menyumbang inflasi 0,03 persen, karena sempat terjadi isu kelangkaan elpiji di 60 kota," kata Suhariyanto.
Dalam periode ini, inflasi harga bergejolak juga tercatat sebesar 2,46 persen, diikuti inflasi harga bergejolak sebesar 0,91 persen dan inflasi inti sebesar 0,13 persen.
Secara keseluruhan, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Desember 2017 dan inflasi tahunan (year on year) masing-masing tercatat sebesar 3,61 persen.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), seluruhnya tercatat mengalami inflasi pada Desember 2017.
Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28 persen dan inflasi terendah terjadi di Sorong sebesar 0,18 persen.
Pencapaian inflasi Desember 2017 ini sedikit lebih tinggi dari inflasi Desember 2016 sebesar 0,42 persen, namun lebih rendah dari inflasi Desember 2015 sebesar 0,96 persen dan inflasi Desember 2014 sebesar 2,46 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: