Beijing (ANTARA News) China pada Jumat (29/12) membantah tuduhan bahwa pihaknya membantu Pyongyang melanggar sanksi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim di Twitter bahwa Beijing menutup mata soal transfer minyak ke Korea Utara.

Cuitan Trump itu adalah yang terbaru dalam upayanya untuk meyakinkan China guna memperketat tekanan ekonomi terhadap Pyongyang terkait program rudal dan nuklirnya.Dalam upaya itu Trump telah menggunakan pujian dan kritikan untuk Beijing.

"Tertangkap BASAH -- sangat kecewa bahwa China membiarkan minyak masuk ke Korea Utara," tulis Trump di Twitter pada Kamis.

"Tidak akan pernah ada solusi damai untuk masalah Korea Utara bila ini terus terjadi!"

PBB -- atas desakan AS -- telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Korea Utara yang bertujuan untuk menghentikan pengembangan persenjataan mereka.

China telah mendukung langkah tersebut, tetapi para kritikus mengklaim bahwa China tidak tegas dalam memberlakukan sanksi itu, karena khawatir bahwa tekanan yang terlalu banyak akan membuat rezim yang tidak dapat diprediksi itu runtuh.

Surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo, mengutip narasumber pemerintah di Seoul, melaporkan pada awal pekan ini bahwa satelit AS menemukan kapal-kapal China puluhan kali menjual minyak ke kapal-kapal Korea Utara di laut sejak Oktober, demikian dikutip dari laporan AFP. (hs)