Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar enam poin menjadi Rp13.550 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.556 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa mata uang rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS di tengah minimnya transaksi pada akhir perdagangan 2017.

"Di akhir tahun ini transaksi di pasar keuangan cenderung minim sehingga pergerakan cenderung mendatar," katanya.

Ia menambahkan bahwa faktor pendorong dolar AS seperti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pada 2018 jga cenderung mereda mengingat inflasi di Amerika Serikat diproyeksikan masih melambat.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Maret 2018 mendatang turun di bawah 50 persen," katanya.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat yang pesimis menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar AS. Tercatat, klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat sebanyak 245.000 orang, lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 240.000 orang.

"Data Amerika Serikat itu menjadi katalis untuk berbagai mata uang dunia, termasuk rupiah mengalami apresiasi," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (29/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.548 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.560 per dolar AS.